Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Melarang Itu Mudah, Sedangkan Siapkan Fasilitas Sulit"

Kompas.com - 23/01/2015, 22:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dianggap memiliki kerancuan berpikir atas kebijakan pelarangan sepeda motor di Jalan M.H Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat. Alasannya, Pemprov DKI tidak menyiapkan fasilitas secara tuntas sebelum melakukan pelarangan.

"Seharusnya, (fasilitas) komplet dulu baru dilakukan. Ini malah melarang dulu baru sediakan fasilitas. Ini lah kerancuan berpikir. Karena melarang itu memang mudah sedangkan menyiapkan fasilitas itu sulit," ujar Dosen ekonomi dan pembangunan UIN Pheni Chalid dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/1/2015).

Pheni menilai hal ini merupakan sifat alami dari pemerintah. Pemberlakuan kebijakan publik sering dilakukan tanpa melibatkan publik sebagai pihak yang menjalani kebijakan. Hal itu dapat dilihat dari kebijakan pelarangan sepeda motor di Jalan M.H Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat.

Kata dia, Pemprov DKI melakukan pelarangan terlebih dahulu sebelum sarana bus gratis siap. Padahal, kata Pheni, pengendara motor dapat dikatakan sebagai "penguasa" Jakarta.

Artinya, jumlah pengendara motor di Jakarta begitu banyak dan termasuk pembayar pajak yang berhak menikmati fasilitas pajak. Pemprov DKI dinilai memiliki konsep pembuatan kebijakan publik yang harus sebanding dengan cost.

Contohnya, pengendara mobil yang membayar pajak lebih besar disediakan keistimewaan dengan diizinkan melintasi jalan protokol.

"Di mana-mana jalan ring 1 adalah jalan yang berbeda. Kalau Anda punya cost silahkan lewat dan dapat bonus cepat. Kalau Anda tidak punya cost berarti ya lewatlah jalan-jalan pinggir dulu," ujar Pheni.

Kerancuan berpikir ini lah, menurut Pheni, yang menjadi sifat alami pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Akan tetapi, sifat alami ini tidak hanya terdapat pada pemerintah saja. Masyarakat sebagai pelaksana kebijakan juga memiliki sifat alami.

Dalam kebijakan pelarangan motor ini, kata Pheni, sifat alami pengendara motor adalah tidak mau menurunkan standar hidupnya dengan menaiki transportasi umum. Begitu pula dengan pengendara mobil yang tidak ingin beralih menggunakan motor atau transportasi umum.

Sehingga, pada akhirnya, sifat-sifat alami dari pembuat dan pelaksana kebijakan saling berbenturan. "Maka selalu ada yang merasa diuntungkan dan dirugikan," ujar Pheni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Kala Komnas HAM Turun Tangan di Kasus 'Vina Cirebon', Janji Dampingi Keluarga Korban

Kala Komnas HAM Turun Tangan di Kasus "Vina Cirebon", Janji Dampingi Keluarga Korban

Megapolitan
SIM C1 Resmi Diterbitkan, Digadang-gadang Mampu Tekan Angka Kecelakaan

SIM C1 Resmi Diterbitkan, Digadang-gadang Mampu Tekan Angka Kecelakaan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Keluarga Vina Yakni Pegi Tersangka Utama Pembunuhan | Ahok Ditawari PDIP Maju Pilkada Sumut

[POPULER JABODETABEK] Keluarga Vina Yakni Pegi Tersangka Utama Pembunuhan | Ahok Ditawari PDIP Maju Pilkada Sumut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com