Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentukan Gaji Sendiri, Dirut RSUD Bekasi Ditantang "Buka-bukaan" di Medsos

Kompas.com - 30/01/2015, 10:39 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Anggota Komisi A DPRD Bekasi, Ronny Hermawan, mengatakan prosedur penentuan take home pay Dirut RSUD Bekasi yang tidak melibatkan DPRD Bekasi sudah benar. Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi saat ini sudah direnumerasi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang memiliki otoritas sendiri.

"Mereka berkilahnya mereka BLUD. Kalau BLUD, mereka nentukan sendiri gaji dan tunjangan lain. Artinya sah-sah saja kalau DPRD tidak dilibatkan," ujar Ronny kepada Kompas.com, Jumat (30/1/2015).

Menurut informasi yang beredar, Dirut RSUD Bekasi mendapatkan take home pay sebesar Rp 75 juta per bulan. Ronny mengatakan, jumlah tersebut tidak memperhatikan asas kepantasan. Dia melihat kondisi RSUD saat ini. Terutama kondisi pemegang posisi front office rumah sakit. Seperti perawat, perawat PKL, hingga satpam.

Ronny mengatakan, di RSUD sendiri, perawat PKL hanya mendapat gaji Rp 650.000 per bulan. Hal ini berbanding jauh dengan gaji Dirut RSUD.

Ronny mengatakan Dirut RSUD sudah menghubungi dia soal komentar Ronny tentang gajinya. Kepada Ronny, Dirut RSUD mengatakan tidak benar bahwa ia digaji sebesar itu.

"Memang gaji engga segitu. Tapi take home pay-nya segitu (Rp 75 juta). Sama, gaji saya sebagai anggota dewan juga Rp 14 juta, aslinya Rp 6 juta. Totalnya dengan tunjangan sebenarnya Rp 18 juta tapi dipotong pajak, potong fraksi, jadi Rp 14 juta," ujar Ronny, buka-bukaan soal gajinya. (Baca: Legislator: Fantastis, Gaji Direktur RSUD Bekasi Rp 75 Juta)

Ronny mengatakan, dia bukannya iri dengan take home pay seorang dirut RSUD. Ronny hanya ingin nominal sebesar itu berbanding lurus dengan pelayanan RSUD. Perawat merupakan garda terdepan sebuah rumah sakit.

Ronny mengatakan, semua pasien berhubungan langsung dengan perawat. Ronny pun merasa miris jika gaji perawat justru kecil. "Jangan sampai perawat yang tiap hari udah melayani pasien, dicaci maki pasien, eh tapi perawatnya sendiri belum sarapan karena enggak ada uang," ujar Ronny.

Kepada Dirut RSUD, Ronny juga menantang untuk mengunggah slip gajinya ke media sosial. Supaya, masyarakat tahu kenapa ia pantas digaji sebesar itu. Akan tetapi, kata Ronny, dia menolak. Padahal, jika dirut buka-bukaan, akan menghilangkan pikiran buruk masyarakat soal gaji yang diterimanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com