Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Sering, Angkutan Kota Tetap "Ngetem"

Kompas.com - 30/01/2015, 13:31 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah berulang kali ditertibkan, pengemudi angkutan umum yang melintasi kawasan Stasiun Jakarta Kota masih nekat berhenti sesuka hati atau ngetem di sekitar stasiun.

Tindakan pengemudi yang tidak tertib aturan itu membuat jalan dari depan kantor Pos Indonesia hingga Stasiun Kota macet. Bunyi klakson pun saling bersahutan dari berbagai kendaraan.

Seorang pengemudi Mikrolet M-12 Pasar Senen-Kota Tua, Rohim, mengatakan, tidak adanya tempat perhentian angkutan umum membuat dia dan pengemudi angkutan umum lainnya berhenti di lokasi yang dilarang.

"Sediain juga dong halte buat kita. Jangan cuma transjakarta aja yang dikasih halte," ujar Rohim saat ditemui di depan Stasiun Jakarta Kota, Jumat (30/1/2015).

Hal senada dikatakan Suyatno, sopir angkutan umum jurusan Tanah Abang-Kota. Dia dan rekan-rekannya berhenti seenaknya karena tidak ada tempat perhentian khusus buat mereka.

Lagi pula, lanjut Suyatno, depan stasiun adalah tempat strategis untuk mencari penumpang. Meski begitu, ia paham betul akan pelarangan berhenti di sembarang tempat.

"Iya tau kalo gak boleh ngetem di sini. Ya mau gimana lagi, yang banyak penumpangnya ya di sini," ujar Suyatno.

Terkait masalah ini, petugas penertiban Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Barat Danu Irawan menjelaskan, pihaknya sudah mengeluarkan larangan angkutan umum untuk ngetem di kawasan stasiun.

Bahkan, suku dinas terkait juga telah melakukan penertiban berulang kali terhadap angkutan umum yang ngetem di kawasan Stasiun Kota.

"Pokoknya saya telah menegaskan ke anggota yang di lapangan, angkot yang ngetem ditindak. Kalau ada surat-suratnya, lakukan penilangan. Kalau yang enggak ada (surat), bawa ke Terminal Rawa Buaya," kata Danu saat ditemui di Kantor Sudinhub, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat (30/1/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com