Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keburu Ditangkap Polisi, Yusuf Hanya Beri Uang Rp 50.000 untuk Mahar Nikah

Kompas.com - 30/01/2015, 21:31 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Perasaan Muhammad Yusuf (31) dan Dania (31) bercampur aduk saat itu. Keduanya senang bisa melangsungkan pernikahan, tetapi belakangan sedih karena tak bisa bersama setelah menikah.

Sejoli yang merupakan duda dan janda beranak dua ini memang telah menikah. Namun, seusai menikah pada Kamis (29/1/2015) kemarin, Yusuf mesti kembali ke ruang tahanan karena ia merupakan tersangka kasus narkoba di Polsek Cilincing.

Sedangkan Dania harus kembali ke rumahnya di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Mengenakan pakaian hijab serba putih, ia bersama suaminya yang memakai kemeja putih dan peci hitam dengan khusyuk mendengarkan ucapan dari penghulu di ruang data Polsek.

Pernikahan keduanya digelar secara sederhana, dihadiri oleh orangtua masing-masing serta anggota kepolisian yang menemani prosesi akad nikah.

Meski suaminya ditahan, tetapi Dania tetap setia menunggu. Setiap hari, Dania selalu menjenguk saat Yusuf ditahan polisi.

"Dia (Yusuf) itu orangnya baik dan tampan, makanya saya jatuh hati saat bertemu dengannya lima tahun yang lalu," kata Dania seusai menjenguk Yusuf di Polsek Cilincing, Jumat (30/1/2015).

Dania melanjutkan, walau suaminya mendekam di jeruji besi, namun ia tetap bersyukur bisa menikah dengan Yusuf. Ia berjanji bakal menunggu suaminya sampai masa tahanannya habis di penjara.

Sementara itu, Yusuf mengaku tak pernah bermimpi bisa menikahi kekasihnya di kantor polisi. Terlebih, mahar dalam pernikahan itu adalah uang tunai sebesar Rp 50.000.

"Awalnya sih mau beli cincin untuk mahar pernikahan, cuma karena keburu tertangkap polisi jadi maharnya hanya uang tunai Rp 50.000," ujar Yusuf.

Yusuf mengungkapkan, awalnya ia berencana menikahi Dania di rumah. Acara sakral itu, kata dia, sudah direncanakan sejak lima bulan terakhir. Namun, karena sudah keburu tertangkap polisi saat mengonsumsi sabu, ia pun langsung digelandang ke Polsek Cilincing.

Meski telah mendekam di ruang tahanan sejak satu bulan lalu, tetapi keduanya tetap memilih melanjutkan pernikahan. Pertimbangannya adalah, Yusuf tak ingin buah cintanya lahir tanpa ayah yang sah.

"Istri saya sebelumnya memang sudah hamil duluan dan usia kandungannya tiga bulan. Kalau tidak segera dinikahi, kasihan dia (bayi) saat lahir, tidak memiliki ayah," kata Yusuf yang bekerja sebagai karyawan sablon itu.

Pertimbangan hak asasi manusia

Pada kesempatan itu, Komisaris Edi Purnawan Kapolsek Cilincing mengatakan, jajarannya melangsungkan pernikahan sejoli tersebut pada Kamis kemarin sekitar pukul 09.00. Menurut Edi, kejadian seperti ini baru ia alami semenjak menjabat sebagai Kapolsek.

"Tersangka sudah mengajukan izin pernikahan sejak sepekan yang lalu. Karena mempertimbangkan unsur-unsur hak asasi manusia, makanya kami perbolehkan," kata Edi.

Edi mengungkapkan, meski Yusuf tersangkut masalah hukum, tetapi ia tetap memiliki hak yang setidaknya sama dengan masyarakat lain.

Seperti hak untuk hidup ataupun melangsungkan pernikahan di kantor polisi. Namun, seusai menikah, Yusuf harus kembali ke sel tahanan.

"Yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah menggunakan narkotika jenis sabu," kata Edi.

Yusuf diancam‎‎ hukuman lima tahun penjara karena terjerat Pasal 112 ayat 1 subsider Pasal 127 UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika karena telah mengonsumsi sabu. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com