Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemotongan Trayek Sah-sah Saja, asalkan...

Kompas.com - 07/02/2015, 19:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah angkutan umum memotong trayek dengan alasan efisiensi biaya operasional. Menurut pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Alvinsyah, teori pemotongan rute dalam sebuah trayek operasi angkutan umum sebetulnya diizinkan.

Meskipun demikian, pemotongan rute trayek perlu dilakukan secara terkonsep dari lembaga pengelola angkutan umum. "Maka kalau ada bus kota yang memotong trayek sebetulnya saat ini tidak diizinkan, melanggar regulasi," kata Alvinsyah saat dihubungi, Sabtu (7/2/2015).

Ia mencontohkan, pemotongan rute trayek yang dilakukan secara terkonsep yaitu saat bus transjakarta koridor 1 dari Kota ke Blok M perjalanannya dimulai dari halte Medan Merdeka Barat.

Dengan begini, penumpang yang menunggu bus transjakarta di halte-halte setelah halte Medan Merdeka tidak perlu menaiki bus yang berasal dari Kota. Bus yang memulai perjalanan dari kota diasumsikan sudah penuh dengan penumpang.

"Ketika memasuki jam-jam padat penumpang, pemotongan seperti ini perlu dilakukan untuk mengakomodasi penumpang dengan lebih efisien," kata dia.

Anvinsyah menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebetulnya sudah diatur seperti itu. Angkutan dalam kota tidak harus mengangkut penumpang dari terminal ke terminal.

"Jadi rute bisa dibuat lebih fleksibel sebetulnya, tergantung dari kebutuhan penumpang," sebut Alvinsyah.

Kendati demikian, ia menegaskan, di dalam satu trayek, perlu ada armada yang mengangkut dari terminal ke terminal. Karena bagaimanapun tetap ada kebutuhan seperti itu dari penumpang, meskipun jumlahnya tidak banyak.

"Maka, frekuensinya tidak sebanyak armada yang mengangkut penumpang pada rute yang paling banyak penumpangnya. Misalnya rute panjang frekuensinya setiap 4 menit, rute pendek setiap 2 menit," jelas Alvinsyah.

Kalau bus-bus kota reguler mau dibuat pemotongan rute trayek di jam-jam sibuk, maka menurut Alvinsyah, bus-bus tersebut dipayungi oleh satu operator.

Sistem tersebut juga sekaligus dapat menghapus praktik pungutan liar (pungli) yang muncul karena keterdesakan pemotongan rute trayek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com