Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengais Rezeki di Tempat Pengungsian, Warga Kupas Bawang di Selter Transjakarta

Kompas.com - 12/02/2015, 16:03 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski hidup di tengah-tengah pengungsian, bukan berarti para pengungsi hanya bisa duduk-duduk santai sembari menunggu bantuan datang. Hal itulah yang coba ditunjukan para korban banjir warga RW 01 Rawa buaya, Jakarta Barat yang tinggal di selter transjakarta Jembatan Baru.

Sejumlah ibu dan remaja putri duduk melingkar di sudut-sudut koridor selter. Tangannya memegang sebilah pisau tipis. Mereka tampak lihai mengupas bawang satu persatu. Di samping mereka terdapat tumpukan bawang merah yang sudah bersih dikuliti.

"Daripada menganggur, enggak ada kerjaan di sini. Mending ngupasin bawang," ujar Yati, salah seorang warga yang sedang mengupas bawang merah ditemui di selter Jembatan Baru, Kamis (12/2/2015).

Yati mengaku, pengahasilannya selama mengupas bawang memang tidak seberapa, hanya Rp 13.000 untuk 10 kilogram. Namun, upah yang dia dapat biasanya digunakan untuk membeli kebutuhan makan untuk ia dan keluarganya.

Tak hanya Yati, Dwi Septianti, remaja berumur 14 tahun juga ikut mencari rezeki di tengah-tengah pengungsian. Uang dari jerih payahnya akan ia gunakan untuk membeli nasi bungkus.

"Di sini kan kami enggak dapat bantuan. Jadi terpaksa beli sendiri. Semuanya pakai uang sendiri," ujar remaja berambut panjang itu.

Dwi, begitu ia disapa mengaku bantuan nasi bungkus selama berada dipengungsian sangat minim. Selama tiga hari tinggal di selter, pengungsi baru mendapatkan satu kali nasi bungkus.

"Pas dikasih nasi bungkus jam dua pagi. Waktu semua pengungsi lagi tidur. Sekarang belum dikasih bantuan lagi," ucap Dwi.

Pengungsi lainnya, Devi mengatakan nasi bungkus yang dibagikan juga sangat kurang. Satu keluarga mendapatkan jatah satu nasi bungkus. Padahal, satu keluarga bisa mencapai empat, lima, hingga enam pengungsi.

Selain itu, minimnya fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di pos penampuangan selter transjakarta Jembatan Baru menambah beban pengeluaran korban banjir.

"Di sini enggak ada MCK, makanya kita harus ke WC umum. Sehari bisa habis Rp 20ribu untuk ke WC doang," kata Dewi.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat Ika Yuli Rahayu mengimbau masyarakat untuk menempati posko-posko resmi yang sudah didirikan tim gabungan Pemkot Jakarta Barat.

"Para pengungsi harus ke posko resmi yang sudah Pemkot Jakarta Barat sediakan agar bantuan bisa sampai ke mereka," ucap Ika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com