Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Obat Bius yang Sebabkan Tewas, RS Siloam Mengaku Sudah Sesuai Prosedur

Kompas.com - 17/02/2015, 15:00 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Kepala Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, Heppi Nurfianto, menegaskan bahwa pihak rumah sakit telah melakukan tindakan sesuai dengan prosedur. Persoalan ada dua pasien yang meninggal setelah diberikan obat bius, menurut Heppi, bukan kesalahan dari rumah sakit.

"Prosedur sudah sesuai semua, baik operasi urologi maupun caesar. Ini kebetulan saja terjadi di RS Siloam," ujar Heppi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2/2015).

Heppi menjelaskan bahwa obat bius jenis Buvanest yang diterimanya dari produsen PT Kalbe Farma awalnya telah disuntikkan seperti biasa ke spinal atau tulang belakang pasien.

Namun, setelah disuntikkan, terjadi gejala yang tidak wajar. Pasien merasa gatal-gatal dan mengalami kejang-kejang. Melihat hal tersebut, tim operasi langsung membawa kedua pasien yang dioperasi dalam waktu yang berdekatan ke ruang ICU. [Baca: Obat Anestesi yang Sebabkan 2 Pasien RS Siloam Meninggal Ditarik dari Peredaran]

Gejala tersebut mulai muncul beberapa jam setelah anestesi atau obat bius itu disuntikkan. "Kita masukkan ke ICU, tetapi pasien itu meninggal di ICU," ucap Heppi.

Dia mengungkapkan, seorang pasien operasi caesar yang tidak selamat melahirkan seorang anak yang selamat, sedangkan satu pasien lagi yang dioperasi urologi juga tidak bisa diselamatkan.

Operasi dilakukan pada 12 Februari dan keduanya menggunakan obat bius yang sama. Rumah sakit, ujar Heppi, telah melayangkan permintaan maaf kepada pihak keluarga. [Baca: 2 Pasien RS Siloam Meninggal Setelah Disuntik Obat Bius]

Keluarga dua pasien tersebut dikatakan tidak berkenan untuk menyebutkan nama dan identitas lain kepada media. Jenazah dua pasien telah dibawa ke rumah duka.

Untuk tindak lanjut dari persoalan ini, Heppi telah menyerahkannya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM sendiri sudah melarang peredaran obat keluaran Kalbe itu sejak Minggu (15/2/2015) dan langsung membentuk tim investigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com