Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Jurus Camat Gambir "Taklukkan" Warga

Kompas.com - 23/02/2015, 15:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Camat Gambir Fauzi ternyata memiliki cara-cara khusus dalam melakukan pendekatan terhadap warganya. Terutama dengan warga yang tempat tinggalnya akan ditertibkan karena dibangun di atas tanah pemerintah.

"Kita ada pendekatan dulu sama warga. Jadi enggak langsung bongkar," ujar Fauzi di Jalan Subur Baru, Duri Pulo, Senin (23/2/2015).

Fauzi mengatakan pihak kecamatan dan kelurahan tentu wajib memberi surat pemberitahuan tiap ingin melakukan penertiban. Meskipun demikian, Fauzi berpendapat warga perlu ditemui langsung karena surat saja tidak cukup.

Biasanya, Fauzi akan mendatangi lingkungan warga yang akan ditertibkan untuk sekadar "ngopi" bersama. Lokasinya juga tidak mewah. Hanya di warung-warung kopi pinggir jalan saja. Sambil menikmati kopi, Fauzi memberi penjelasan kepada warga soal pentingnya penertiban tersebut.

"Kita jelaskan ini nih bukan maunya kita loh. Tapi memang sudah peraturan enggak boleh gunakan tanah pemerintah. Pelan-pelan aja dibilangin sambil ngopi. Besoknya kalau kebetulan ketemu warga lagi, kita sapa kita ajak ngobrol," ujar Fauzi.

Fauzi mengatakan dia menerapkan hal itu pada setiap sosialisasi penertiban. Menurut Fauzi, cara ini membuat proses penertiban menjadi lama. Karena harus melakukan pendekatan terlebih dahulu. Seperti di Jalan Subur Baru yang ditertibkan hari ini.

Fauzi mengatakan butuh waktu dua bulan untuk memberi pengertian kepada warga. Tentunya bersama dengan lurah setempat. [Baca: Pak RW Bongkar Kantornya Sendiri]

Dengan jurus yang sama, Fauzi juga berhasil membongkar 450 bangunan kumuh yang berada tepat di seberang pedagang kayu di Jalan Subur Baru. Padahal, kata Fauzi, pemukiman itu dulu hampir membentuk gang sendiri.

"Kita panggil, kita undang, kita duduk sama sama. Kita datengin juga satu per satu. Lelah dan makan waktu panjang. Tapi itu terbukti membuahkan hasil. Mereka malah bongkar sendiri. Kita juga yang enggak capek," ujar Fauzi.

Sementara, Lurah Duri Pulo Nur Komariyah mengatakan dia telah mengumpulkan warga di kantor lurah untuk diberi penjelasan. Nur juga mengatakan penting untuk berkoordinasi dengan pihak yang dituakan di suatu wilayah. Seperti, ketua RT, ketua RW, mau pun organisasi masyarakat di sana. Pendekatan semacam itu, kata Nur, sangat penting.

"Banyak orang bilang pemerintah kalo penertiban itu enggak pake hati. Asal bongkar. Nah kita ga mau kaya gitu. Bisa kok," ujar Nur.

Untuk diketahui, bangunan milik para pedagang kayu bekas yang berjualan di Jalan Subur Baru telah dibongkar. Hampir sebagian besar pedagang telah membongkar lapak masing-masing. Pos RW juga menjadi salah satu bangunan yang ikut dibongkar. Begitu pula dengan posko FBR yang ada di lokasi yang sama. [Baca: Akan Ditertibkan, Pedagang Kayu di Duri Pulo Sudah Bongkar Bangunannya]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Megapolitan
Warga Koja Gerebek Pengedar Narkoba yang Lagi 'Nyabu' di Kontrakannya

Warga Koja Gerebek Pengedar Narkoba yang Lagi "Nyabu" di Kontrakannya

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan APK Bakal Calon Wali Kota Bogor

Petugas Gabungan Tertibkan APK Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com