Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Siapkan Laporan "Mark-up" Pengadaan UPS di Sekolah Tahun 2014

Kompas.com - 26/02/2015, 23:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan sedang menyiapkan laporan terkait pengadaan uninterruptible power supply (UPS) atau suplai daya bebas gangguan pada APBD tahun anggaran 2014. Menurut dia, pada APBD 2014, diduga ada penggelembungan (mark-up) harga UPS sebesar Rp 5,8 miliar per unit.

"Kami lagi siapin semua berkas, cari, dan kumpulkan data. Tahun 2014 ini sudah ada buktinya, mereka (DPRD) tidak bisa mengelak ada permainan mark-up," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (26/2/2015).

Dia menegaskan akan melaporkan hal tersebut kepada aparat penegak hukum. Kendati demikian, Basuki enggan memberi tahu secara detail, akan dilaporkan ke mana dugaan penggelembungan anggaran pengadaan UPS tersebut.

Pada kesempatan itu, Basuki mengeluarkan data pengadaan UPS tahun 2014. Tiga lembar data itu berisi nama perusahaan pemenang tender, jenis pengadaan barang, dan nilai kontraknya. Mantan Bupati Belitung Timur ini pun membandingkan harga UPS dengan meminta informasi kepada temannya yang juga seorang ahli komputer.

Menurut informasi temannya, harga satu UPS tidak mencapai Rp 5,8 miliar. Harga perangkat UPS yang memiliki kapasitas 40 KVA (kilovolt ampere) hanya sekitar Rp 100 juta. "Ini UPS apaan harganya sampai Rp 5,8 miliar. Ini sudah terjadi. Mereka merasa untung, maka ingin main lagi sekarang. Itu yang kita tolak, jadi silakan (anggota DPRD) mau angket apa pun," kata Basuki.  

Dalam usulan anggaran 2015, pengadaan UPS kembali disisipkan oleh anggota DPRD. Total usulan anggaran siluman dalam APBD 2015 mencapai Rp 12,1 triliun. Di dalamnya terdapat anggaran untuk pengadaan UPS. Hanya, pada tahun ini, pengadaan UPS tidak hanya diusulkan untuk dipasang di sekolah, tetapi juga di kantor kelurahan dan kecamatan.

"Fakta seperti ini yang saya yakin orang Jakarta tidak setuju uangnya dihabiskan (untuk hal seperti ini). Iya dong (pasti saya lapor). Untuk kejahatan, pasti kita lapor. Kami lagi siapin berkasnya sekarang," kata Basuki.

Pada tahun 2014 lalu, pengadaan UPS diketahui terdapat di beberapa sekolah di Jakarta Barat, seperti di SMA Negeri 78 dengan nilai kontrak UPS sebesar Rp 5.826.810.000 dari pemenang tender PT Geace Solusindo Berkarya.

Adapun nilai kontrak UPS di SMA Negeri 65 sebesar Rp 5.833.311.000 dari pemenang tender PT Astrasea Pasirindo, sedangkan pengadaan UPS di SMK Negeri 45 dengan pemenang tender PT Vito Mandiri bernilai kontrak Rp 5.822.608.000.

Ada 25 sekolah setaraf SMA dan SMK di Jakarta Barat yang dipasangi UPS. Total nilainya mencapai Rp 145.763.712.050.

Untuk di Jakarta Pusat, pengadaan UPS terdapat di SMA Negeri 27 dengan pemenang tender CV Bintang Mulia Wisesa dan bernilai kontrak Rp 5.831.375.000.

Pengadaan UPS juga berlaku di SMA Negeri 68 dengan pemenang tender PT Ladita Bedija Karya dan bernilai kontrak Rp 5.833.058.000. Ada 24 sekolah yang menggunakan UPS, dengan total nilai Rp 139.976.100.550.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com