Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Keamanan Warga Metropolitan Terusik

Kompas.com - 04/03/2015, 14:43 WIB
KOMPAS - Tindak kejahatan mengusik warga Jakarta dan sekitarnya sejak awal tahun ini. Keresahan berawal dari kasus perampasan sepeda motor yang berturut-turut terjadi di kawasan Depok. Kejahatan yang disebut masyarakat sebagai pembegalan itu kemudian meluas ke Jakarta dan Tangerang Selatan.

Tidak hanya itu, perampokan toko/minimarket, rumah, dan sopir taksi juga terjadi. Ledakan di ITC Depok yang diduga berasal dari bom rakitan turut menambah keresahan masyarakat.

Keresahan berkembang menjadi kekhawatiran teramat sangat dan memicu kemarahan warga. Hal ini tidak lain dipicu pembegal yang tidak hanya merampas sepeda motor atau mobil, tetapi juga berani melukai bahkan membunuh korban.

Sampai akhir Februari ini, empat jiwa melayang karena kejahatan perampasan. Warga pun melawan dengan membakar pelaku pembegalan di Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Kompas, 24/2/2015). Pada Minggu (1/3), giliran begal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dihajar massa hingga tewas.

Sebanyak empat dari lima masyarakat Jakarta dalam survei jajak pendapat Litbang Kompas pekan lalu menilai, kondisi Jakarta sudah tidak aman.

Kekhawatiran warga Ibu Kota terhadap kriminalitas dengan kekerasan juga didukung hasil penelitian terbaru The Economist Intelligence Unit yang dipublikasikan tahun 2015. Menurut penelitian itu, dari 50 kota yang disurvei, Jakarta ada di urutan terakhir dan mendapatkan predikat kota paling tidak aman (Kompas, 2/2/2015).

Salah satu responden, Ibu Suharno (74), mengaku beberapa kali menjadi korban kejahatan. "Pernah ditodong di angkutan umum, di samping sudah ada celurit. Pernah juga dicopet di pasar," tutur responden yang tinggal di Jakarta Selatan ini.

Lokasi rawan

Semakin banyak dan sadisnya kasus kriminalitas mewajibkan masyarakat makin waspada, khususnya ketika berada di lokasi rawan.

Lebih dari separuh responden menganggap jalan raya sebagai tempat paling rawan kejahatan. Jalan tanpa penerangan berpotensi menjadi tempat pembegalan kendaraan bermotor pada malam hari. Modusnya, pelaku memepet korban dengan dua sepeda motor yang dikendarai empat pelaku bersenjata tajam atau bersenjata api. Selanjutnya, pelaku merampas sepeda motor korban.

Terminal juga dianggap oleh satu dari lima peserta jajak pendapat sebagai lokasi yang potensial untuk terjadinya kriminalitas. Selain itu, warga Jakarta dan sekitarnya juga menyebutkan, jembatan penyeberangan, halte bus yang sepi, dan stasiun kereta api sebagai lokasi yang dianggap rawan.

Demi menghindari kejahatan, Sulistia (54), mengurangi aktivitas di luar rumah yang tidak terlalu penting. "Kalau tidak karena pekerjaan atau kegiatan sangat penting, saya tidak keluar rumah sendirian," ujar responden yang berdomisili di Jakarta Pusat ini.

Tukang ojek pun sekarang selektif mengangkut penumpang. Seperti cerita tukang ojek di Jalan Juanda, Margonda, Kota Depok, yang menghindari beroperasi pada malam hari. Beberapa tukang ojek di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, ikut tidak berani lagi mengantarkan penumpang di atas pukul 21.00.

Razia-patroli

Aparat kepolisian diminta cepat bertindak demi mencegah semakin tingginya kejahatan di jalanan. Adanya petugas keamanan rutin razia dan patroli keamanan menjadi keinginan utama warga Ibu Kota. Selain itu, kepolisian diharapkan juga berjaga di daerah-daerah yang dianggap rawan. Penerapan hukuman berat bagi pelaku yang tertangkap juga dinilai bisa menimbulkan efek jera dan membuat para penjahat berpikir dua kali saat hendak melakukan aksi jahat.

Selama dua bulan ini, Polda Metro Jaya sebenarnya telah melakukan beberapa operasi pencegahan tindak kejahatan, misalnya Operasi Cempaka, Operasi Bina Kusuma, dan Operasi Cipta Kondisi. Selain itu, dilakukan juga terapi kejut, seperti tindakan tembak di tempat bagi pelaku kejahatan. Pada masa mendatang, Pemerintah Provinsi DKI akan memasang 2.500 kamera pemantau (CCTV) untuk menangkap gambar pelat nomor kendaraan. Pemanfaatan teknologi seperti aplikasi Android untuk melaporkan kondisi keamanan kota juga sedang dikembangkan.

Upaya-upaya pencegahan kejahatan oleh aparat kepolisian dan Pemprov DKI diharapkan tidak hanya dilakukan reaktif. Aneka usaha ini harus menjadi bagian dari sistem keamanan kota yang bersifat terus-menerus. Rasa aman dari tindak kejahatan adalah salah satu kebutuhan dasar warga kota, terutama kota besar seperti Jakarta.

(SUSANTI AGUSTINA S/LITBANG KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com