Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggarkan untuk Rehabilitasi, Begini Kondisi Gedung SMPN 1 Menteng

Kompas.com - 05/03/2015, 17:33 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gedung SMPN 1 Menteng, Jakarta Pusat, dianggarkan oleh DPRD DKI dalam RAPBD DKI tahun anggaran 2015 untuk rehabilitasi berat sebesar Rp 4 miliar. Anggaran untuk rehabilitasi berat itu tidak memiliki nomor kode kegiatan serta pagu anggarannya nol.

Lantas, seperti apa kondisi bangunan SMPN 1 Menteng sebenarnya?

Kompas.com berkesempatan untuk datang dan melihat langsung SMPN 1 Menteng yang berada di Jalan Cikini Raya 87, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015). Saat memasuki halaman sekolah, ada sebuah lapangan basket yang juga biasanya digunakan untuk upacara bendera setiap hari Senin.

Dari depan, SMPN 1 Menteng memiliki beberapa pintu masuk. Pintu masuk yang paling besar berada di tengah. Jika masuk dari pintu itu, pertama kali akan menemukan lemari kaca yang penuh dengan koleksi piala, hasil kejuaraan dan lomba-lomba yang pernah diikuti oleh para murid di sana.

Gedung SMPN 1 Menteng ini memiliki empat lantai, termasuk lantai dasar. Seluruh lantai digunakan untuk ruang kelas, dengan total 22 kelas yang digunakan oleh murid kelas VII, VIII, dan IX.

Sepintas tidak terlihat ada masalah pada bangunan ini. Namun, hal berbeda ditemukan di beberapa sudut sekolah, seperti ruang aula atau ruang serba guna. Aula ini, dari luar, lapisan cat berwarna hijau di sana sudah banyak terlepas. Bahkan cukup banyak beberapa titik di tembok yang rusak sampai kelihatan batu bata di dalamnya. Di dalam aula juga ada hal yang sama, tetapi tingkat kerusakannya lebih parah.

Langit-langit aula yang memiliki rangka besi sudah banyak yang kendur sehingga tidak mampu menopang genteng seluruhnya. Bahkan, ada beberapa titik di mana cahaya dari luar bisa masuk menerangi ruang aula. Saat hujan, aula akan kemasukan air dan murid-murid pernah mengalami kebanjiran di dalamnya.

"Ini kasihan sekali anak-anak. Kalau di luar hujan, olahraganya jadi di sini. Tapi atapnya bocor. Itu (besi langit-langit) juga kayak sudah mau ambruk. Kalau anak-anak main bola di dalam saya juga deg-degan," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Menteng Kresno Puji Astuti sambil memperlihatkan beberapa bagian aula yang rapuh.

Sebagian dinding luar aula berbahan dasar kayu dan sudah mulai rapuh. Kayu-kayu itu beberapa ada yang patah, dan beberapa lagi terlihat belahan retakannya. Tidak jauh dari aula, yakni ruang kelas di dekat kantin, ada kerusakan di bagian atap. Plafon atap dekat ruang kelas itu keropos sehingga terlihat jelas rangka besi di atasnya. Plafon di sekitar ruang kelas itu juga berwarna sedikit kecoklatan akibat gentengnya bocor dan air langsung menetes di lapisan plafon.

Saat musim hujan beberapa waktu lalu, tidak jarang air hujan yang bocor langsung berdampak pada murid-murid yang sedang beraktivitas. Masih ada bagian-bagian lain di gedung SMPN 1 Menteng yang memiliki kerusakan serupa. Akan tetapi, Puji meminta agar tidak mendokumentasikan kerusakan-kerusakan itu agar tidak dianggap mengadukan hal tersebut kepada media.

Secara sepintas, bangunan SMPN 1 Menteng tidak terlihat ada masalah. Namun, dengan kondisi yang seperti itu, suatu saat bisa saja ada bagian bangunan yang roboh dan berpotensi membahayakan murid-murid di sana.

Usulan untuk perbaikan gedung SMPN 1 Menteng, diakui Puji, sudah pernah dilakukan pada tahun 2013 kepada Suku Dinas Pendidikan 1 Jakarta Pusat. Tetapi, sampai saat ini belum ada realisasi perbaikan dari dinas terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com