Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum PNS Diyakini Susupkan Anggaran

Kompas.com - 17/03/2015, 13:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini ada oknum pegawai negeri sipil yang memasukkan sejumlah anggaran yang dinilai tak perlu ke dalam Rancangan APBD DKI 2015. Ada pos-pos anggaran senilai total Rp 2 triliun yang lolos dan masuk draf APBD yang dikirim Pemerintah Provinsi DKI ke Kementerian Dalam Negeri.

"Terlihat, kok, (siapa yang memasukkan dalam APBD 2015), kami sudah tahu, maka saya stafkan. Ada eselon 4, eselon 3, dan mungkin ada eselon 2 terlibat," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Senin (16/3).

Temuan itu terungkap dari hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atas Rancangan APBD 2015 yang disampaikan tim evaluasi Kemendagri ke Pemprov DKI, Rabu (11/3) lalu. Ada sekitar Rp 2 triliun yang lolos "sensor" dan masuk rancangan versi Pemprov DKI. Angka itu diduga bagian dari Rp 12,1 triliun anggaran siluman yang dinilai tidak perlu.

Basuki menambahkan, selain dari hasil evaluasi Kemendagri, ketidaksinkronan anggaran antara versi Pemprov DKI dan DPRD DKI juga terlihat dari situs kawalapbd.org yang dibangun Ainun Najib, pembangun situs kawalpemilu.org dalam pemilu presiden tahun lalu. Dalam situs itu, ada selisih Rp 10,5 triliun di antara kedua versi tersebut.

Menurut Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Lasro Marbun, pihaknya akan meneliti lebih lanjut keterlibatan PNS dalam perencanaan APBD 2015. "Kami akan melihat apakah seluruh APBD yang disusun SKPD (satuan kerja perangkat daerah) benar-benar hasil pembahasan atau tidak, atau jangan-jangan ada yang nakal dan memasukkan anggaran," ujarnya.

Perbaiki rancangan

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menambahkan, sesuai hasil evaluasi Kemendagri, ada sejumlah poin dalam rancangan APBD 2015 yang harus diperbaiki. Perbaikan itu, antara lain, pengalihan anggaran seperti pembangunan gedung sekolah dari dinas perumahan ke dinas pendidikan, pembangunan puskesmas dari dinas perumahan ke dinas kesehatan, serta kantor kelurahan dan kecamatan dari dinas perumahan ke wali kota. Ada 52 paket pos yang dialihkan dari satu SKPD ke SKPD lain.

Selain pengalihan, ada nomenklatur yang harus diperbaiki karena dinilai tak tepat, seperti operasional wali kota, dinas, suku dinas, dan kecamatan. Kata "operasional" akan diganti menjadi peningkatan kualitas layanan umum pemerintahan. Jumlahnya ada 986 nomenklatur dengan nama-nama yang tak tepat.

Saefullah menambahkan, tim evaluasi Kemendagri juga mengusulkan efisiensi anggaran sehingga ada penambahan dan pengurangan anggaran pada sejumlah nomenklatur.

Kemendagri menilai, tunjangan PNS sebesar Rp 16,5 triliun atau sekitar 24,5 persen total APBD DKI dinilai tidak wajar dan tidak rasional dari segi proporsi anggaran. Namun, Pemprov DKI berencana mempertahankannya karena terkait dengan reformasi birokrasi yang ditempuh sejak awal tahun ini.

"Jika dibandingkan banyak daerah lain yang mengalokasikan anggaran hingga lebih dari 50 persen (dari total APBD) untuk belanja pegawai, porsi 24,5 persen di DKI itu relatif kecil dan tak ada aturan yang dilanggar (dengan besaran itu). Terlebih, kami menghemat anggaran triliunan rupiah dengan menghapus banyak pos yang sebelumnya menjadi sumber penghasilan pejabat, seperti honor, fee proyek, dan biaya pengendalian teknis," papar Saefullah.

Menurut dia, Pemprov DKI berencana menyelesaikan revisi dan membahasnya bersama DPRD setidaknya hingga Kamis (19/3). Terkait itu, DPRD berencana menggelar pertemuan dengan tim anggaran pemerintah daerah pada Selasa (17/3) ini. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com