Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Diperlukan untuk Atasi Kesemrawutan Terminal Senen

Kompas.com - 27/03/2015, 12:10 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal Senen masuk dalam daftar tujuh terminal yang batal direvitalisasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun ini. Batalnya revitalisasi tersebut secara langsung menunda penataan kawasan Senen sebagai salah satu ikon di Jakarta.

Kepala Terminal Senen Rudolf Gultom mengatakan, Terminal Senen harus segera direvitalisasi melihat kondisi terminal senen yang semakin semrawut.

"Apalagi ini terminal satu-satunya di Jakarta Pusat," katanya kepada Kompas.com, di Terminal Senen, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2015).

Rudolf mengatakan, saat ini, volume kendaraan yang masuk tidak sebanding dengan luas Terminal Senen. Angkutan umum yang menaik-turunkan sembarangan juga menyebabkan kemacetan di sepanjang Jalan Pasar Senen.

"Angkot itu banyak yang ngetem di pintu keluar. Jalannya sedikit-sedikit, jadi macet," kata dia.

Untuk mengatasi hal tersebut, Rudolf dan para petugas terminal terus menegur sopir angkot agar tidak mengetem sembarangan. Minimnya SDM yang hanya berjumlah delapan orang membuat mereka kewalahan, sehingga kesemrawutan tidak bisa dihindarkan. "Kita tegur para sopir angkot itu karena SDM kita minim ya kewalahan juga," ujarnya.

Para sopir angkutan umum itu menyadari bahwa mereka mengetem di bahu jalan membuat macet. Namun, mereka terpaksa karena penumpang tidak mau masuk ke dalam terminal. Para penumpang biasanya menunggu di pinggir jalan.

"Kita kan cari penumpang, kalau jalan terus, enggak berhenti, ya enggak dapat penumpang," ujar Yudi (20), salah seorang sopir angkot.

Bila ada petugas, Yudi berjalan sedikit untuk menghindari. Ketika petugas tak ada, dia kembali ngetem menunggu angkotnya penuh penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com