Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahira: Saya Enggak Rela Jakarta Dipimpin Orang Agak Gila di Jalan yang Gila

Kompas.com - 10/04/2015, 08:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPD RI dari DKI Jakarta, Fahira Idris, menolak anggapan yang menyamakan adanya kemiripan antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew atau mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Menurut Fahira, Lee Kuan Yew dan Ali adalah dua tokoh yang keras, tetapi memiliki komunikasi politik yang santun dan tidak anti-terhadap kritik.

"Lee K Yew & Bang Ali adalah Pemimpin yg KERAS karakternya. Dan mereka BERHASIL membangun wilayahnya. Mereka berdua sekali lagi KERAS, tetapi TIDAK ANTI KRITIK & TIDAK MERASA PALING BENAR. Mereka berdua punya gaya Komunikasi Berpolitik yang SANTUN, tanpa harus menjadi orang yang Arogan Se-Jakarta," tulis Fahira lewat akun Twitter-nya, @fahiraidris, Kamis (9/4/2015) malam.

Fahira menganggap sampai saat ini Ahok, sapaan Basuki, adalah tipe pemimpin yang anti-terhadap kritik dan tidak bisa menerima masukan dari orang lain. Menurut dia, sudah banyak tokoh yang mencoba menasihati dan mengkritik Ahok. Namun, yang terjadi, ujar Fahira, Ahok terlihat tidak terima terhadap kritikan dan masukan tersebut.

"Pak Jaya Suprana, Ibu Risma, Bang @IwanPiliang7 dll memberi kritik & masukan, tetapi beliau tidak terima. Ya Nasib," ujar dia.

Fahira menilai, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak hanya berani dan antikorupsi, tetapi juga mau menerima kritik. Terlebih lagi, kata dia, Indonesia adalah sistem yang menganut sistem demokrasi.

"Masa hidup di Negara Demokrasi tapi tak tahan kritik?? Kalau tak TAHAN KRITIK, Silahkan jadi warga biasa Jakarta saja. Jangan Ambil Resiko Jadi Pemimpin Jakarta! BERAT," ucap putri dari mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris itu.

Selain mengkritik perihal Ahok yang anti-kritik, Fahira juga mengkritisi Ahok yang dianggapnya terlalu sering menyalahkan bawahan apabila terjadi suatu masalah. Ia menganggap kebiasaan ini berbeda dengan kebiasaan yang ditunjukkan Ali Sadikin dan mantan Gubernur DKI lainnya, Sutiyoso.

"Bagi saya Sosok Bang Ali Sadikin dan Bang Yos adalah sosok yang TANGGUH dalam memimpin Jakarta. Mereka KERAS, tetapi punya KARAKTER dan BERANI ambil TANGGUNG JAWAB jika bawahannya berbuat salah. Bukan BUANG BADAN," ucap Fahira.

Menurut Fahira, pada dasarnya, ia mengaku setuju dengan pernyataan koleganya di DPD RI, AM Fatwa, yang mengatakan bahwa Jakarta membutuhkan pemimpin yang agak gila. Namun, ia menganggap pemimpin agak gila yang dibutuhkan Jakarta adalah pemimpin yang berada di jalan yang waras.

"Boleh-boleh saja sih Agak Gila, asal di Jalan yang WARAS! Saya gak Rela Jakarta dipimpin seorang yang Agak Gila di Jalan yang Gila!" kata perempuan yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com