Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Mata Rantai Begal Remaja dan Anak-anak

Kompas.com - 27/04/2015, 19:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak di bawah umur direkrut untuk menjadi begal dan pencuri motor. Harus ada upaya serius untuk memutus mata rantai yang menjerumuskan anak-anak dan remaja ke dalam perilaku kriminal tersebut.

Kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, mengatakan, memutus mata rantai regenerasi penjahat ini tidak mudah. "Setiap organisasi kejahatan pasti merekrut kelompok-kelompok muda. Kepolisian sulit memutus mata rantai kalau tidak dibantu pemerintah. Mata rantai itu konteksnya terkait pendidikan, kemudian pengetahuan yang terkait dengan kesadaran hukum, beretika, berperilaku. Juga soal ekonomi, mereka melakukan itu biasanya itu karena miskin," kata Erlangga, Minggu (26/4).

Perekrutan anak-anak sekolah dan remaja untuk menjadi begal terungkap saat polisi membongkar kelompok begal SR (35). SR sendiri tewas tertembus peluru polisi setelah terjadi baku tembak di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (24/4).

Polisi turut menangkap lima anggota komplotan SR, termasuk dua rekrutan terbaru, AN alias RAS (16) dan FR (17) yang masing-masing duduk di bangku SMP dan SMA. Keduanya mendapatkan bagian Rp 500.000-Rp 700.000 untuk setiap motor yang dicuri. SR yang berasal dari Lampung ini diduga lebih dari 150 kali melakukan pembegalan dan pencurian sepeda motor dan merekrut banyak anggota baru.

Erlangga menjelaskan, di sejumlah daerah, internalisasi nilai kekerasan dan kejahatan itu bahkan terjadi di masyarakat. "Untuk memutus hal itu, diperlukan proses edukasi pada tingkat pendidikan formal, peningkatan perekonomian, serta mendorong peran tokoh masyarakat dalam pembinaan. Ini penting karena di sejumlah daerah pelaku kriminal itu bahkan dilindungi masyarakat," ujarnya.

Kerapuhan anak

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, penjahat mengeksploitasi dengan memanfaatkan kerapuhan anak-anak. "Trio sindikat narkoba, begal, dan penadah ini tahu persis kebutuhan anak-anak remaja sekarang, seperti gadget dan iming-iming lainnya. Untuk mendapatkan itu, mereka harus mengonsumsi narkoba. Ketika anak-anak tergantung narkoba, mereka diorganisasi, disuruh membegal oleh penadah. Tidak untuk dijual, tapi sebagai transaksi dan uangnya untuk narkoba," katanya.

Menurut Arist, dari pengalamannya selama ini mendampingi anak-anak, banyak yang terjebak melakukan kejahatan karena ketagihan. "Untuk memutus mata rantai, bukan hanya begalnya, tetapi sindikat yang mendorong anak berperilaku begal juga harus diberantas," ujar Arist.

Plt Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Budi Widjanarko mengatakan, polisi melakukan tindakan hukum dan juga edukasi untuk mencegah regenerasi pelaku kejahatan tersebut.

Menurut Budi, Direktorat Bimbingan Masyarakat (Binmas) Polda Metro Jaya memiliki kegiatan yang disebut polisi sosial sebagai upaya pencegahan perilaku kejahatan. "Polisi sosial merupakan salah satu sarana kita berkomunikasi dengan anak-anak SMA, anak-anak SMP, untuk berdiskusi di situ, kira-kira apa untuk mencegah agar tidak terjerumus pada tindak kejahatan," kata Budi, yang juga Direktur Binmas Polda Metro Jaya.

Menurut Budi, polisi juga menekankan peran guru, orangtua, dan lingkungan. "Itu salah satu upaya kepolisian untuk memutus mata rantai agar penjahat tidak menjerumuskan anak-anak menjadi pelaku kejahatan," ujarnya. (RAY)

--------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 27 April 2015, dengan judul "Putus Mata Rantai Begal Remaja dan Anak-anak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com