Dari survei Cyrus Network, setidaknya, ada lima hal yang dianggap penting untuk dibenahi dari Ahok.
Pertama, soal komunikasi dengan bawahan, yakni 53,2 persen anggap penting, 22,7 persen anggap sangat penting, 18,5 persen anggap biasa saja, 3,6 persen anggap tidak penting, dan 2,0 persen anggap tidak penting.
Kedua, persoalan penggunaan dan pemilihan kata dalam berbicara, yakni 50,2 persen anggap penting, 30,1 persen anggap sangat penting, 12,3 persen anggap biasa saja, 5 persen anggap tidak penting, dan 2,4 persen anggap sangat tidak penting.
Ketiga, komunikasi dengan DPRD, yakni 49,5 persen anggap penting, 28,1 persen anggap sangat penting, 14,8 persen anggap biasa saja, 4,4 persen anggap tidak penting, dan 3,2 persen anggap sangat tidak penting.
Keempat, frekuensi berkunjung ke masyarakat, yakni 48,8 pensen anggap penting, 25,6 persen anggap sangat penting, 19,3 persen anggap biasa saja, 4,5 persen anggap tidak penting, dan 1,8 persen anggap sangat tidak penting.
Kelima, manajemen emosi, yakni 46 persen anggap penting, 34,8 persen anggap sangat penting, 10,4 persen biasa saja, 5,2 persen anggap tidak penting, dan 3,6 persen anggap sangat tidak penting.
Selama ini, Ahok dinilai belum bisa merambah pada kerja lainnya. Selama ini, Basuki bertarung di kancah pembenahan birokrasi yang macet.
Kendati demikian, CEO Cyrus Network menyebut angka tersebut menjadi tidak berarti jika program Ahok sudah diterapkan langsung ke masyarakat.
"Programnya kan belum dirasakan masyarakat semua, tetapi kalau sudah dirasakan masyarakat semua, masyarakat akan melupakan hal itu," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi, Kamis (7/5/2015).
Survei tersebut diselenggarakan pada 23 April-27 April 2015. Metode yang dilakukan adalah multistage random sampling. Responden tersebar secara proporsional di seluruh wilayah kelurahan DKI Jakarta dengan umur minimal 17 tahun.
Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Jumlah responden sebanyak 1.000 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 3,1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.