Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Kasus Akseyna Akan Didalami karena Ada Keterangan yang Berubah-ubah

Kompas.com - 14/05/2015, 05:17 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik dari Polda Metro Jaya akan mendalami keterangan dari seorang saksi dari kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori. Sebab, keterangan seorang saksi tersebut kerap berubah-ubah.

"Akan diuji lagi keterangan saksi lebih dalam," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/5/2015).

Namun, Heru enggan menyebutkan saksi yang dimaksud. Ia beralasan, hal itu akan sangat mempengaruhi hasil penyelidikan.  

"Jangan disebutkan lah," ucap Heru.

Selama penyelidikan kasus Akseyna berlangsung, polisi telah memeriksa 20 orang saksi. Mereka berasal dari orang yang pertama menemukan jenazah Akseyna di Danau Kenanga UI, teman-teman kuliah, kos Akseyna, pihak kampus, dan orangtua.

Penyelidikan kasus Akseyna telah dimulai sejak sekitar dua bulan lalu. Namun, hingga kini polisi belum dapat menentukan pemuda asal Yogyakarta itu dibunuh atau bunuh diri.

Sebelumnya, ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto, mencurigai kejanggalan-kejanggalan terkait kematian anaknya. Mulai dari bongkahan batu (konblok) yang ditemukan di tas korban, luka memar di sejumlah bagian tubuh, hingga secarik kertas yang diduga sebagai surat wasiat dari korban. 

Terkait surat wasiat tersebut, Mardoto menyangsikan bahwa anaknya bakal senekat itu untuk menulis pesan kematian dengan bahasa Inggris, berbunyi "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything enternally."

"Kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu (menulis surat wasiat)," timpal Mardoto beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, polisi juga telah mendalami tulisan tangan Akseyna dalam surat wasiatnya. Berdasarkan hasil dari Pusat Laboratorium Forensik Polri, penyidik telah menentukan tulisan tangan Akseyna dalam surat itu identik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com