Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Bawa Pasukan, kayak Mau Perang Aja"

Kompas.com - 28/05/2015, 11:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Bidaracina memprotes kehadiran ratusan aparat gabungan yang mendampingi tim pengukuran tanah proyek sodetan Ciliwung-KBT. Warga menilai petugas berlebihan dengan mengerahkan ratusan aparat.

"Kayak gini kayak mau perang aja. Baru begini aja nurunin pasukan. Sudah kayak mau perang. Kamu kerja tuh ada amdalnya," teriak seorang warga RT 02 RW 04, Andri Hidayat, Kamis (28/5/2015).

Menurut Andri, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah pernah berjanji kepada warga bahwa akan mengedepankan diaolog dan pertemuan. "Kenapa bawahan seperti ini. Kita enggak pernah nolak," seru Andri dengan nada tinggi.

Andri mengaku, dia masuk dalam tim perwakilan warga terkait sodetan ini. "Saya masuk tim RW 04, amdal sudah ada, saya sudah baca urutannya jelas, sosialisasi, negosiasi harga baru pengukuran dan inventarisir. Ada di RKL-nya itu. Masa sih seperti ini. Itu aja," kata dia, sebelum akhirnya ditenangkan warga lainnya.

Sebelumnya, Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pemkot Jakarta Timur dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) kembali melakukan pengukuran tanah terkait proyek sodetan Ciliwung-KBT di wilayah Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur.

Proses pengukuran ternyata berlangsung alot lantaran adanya protes dari warga. Situasi selama beberapa jam berlangsung memanas dengan beragam debat antarwarga dan tim pengkur sodetan. Permintaan warga untuk lebih dulu mengetahui berapa harga ganti rugi yang bakal mereka terima tidak dapat dipenuhi oleh tim pengukur. Menurut tim, harga ganti rugi baru dapat ditetapkan apabila pengukuran selesai.

Debat ini berlangsung di rumah Ketua RW 04. Warga yang diwakili Astriani dan sejumlah pengurus warga lainnya melakukan diskusi dengan Camat Jatinegara Sofian Taher, Asisten Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Timur Andriansyah, tim BPN, kepolisian, dan TNI. Hasil pertemuan, warga meminta petugas hanya mengukur bagian depan halaman rumah. Petugas diminta untuk tidak masuk ke pekarangan rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com