Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus AKAP Pasrah Tak Bisa Masuk Terminal Rawamangun

Kompas.com - 28/05/2015, 19:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akibat desain yang terlalu sempit, para sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Rawamangun gigit jari tak bisa menunggu penumpang di dalam terminal yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur itu. Mau tak mau, sopir bus di sana mesti mengetem di luar terminal untuk mengangkut penumpang.

Tahir (34), salah satu awak bus AKAP di Terminal Rawamangun mengaku kerepotan akibat tak bisa masuk ke dalam terminal karena jalur masuk yang sempit.

"Jadi repot sekarang mau masuk ke dalam terminal kalau situasinya kayak begini," kata Tahir Kamis (28/5/2015) petang.

Tahir mengaku terpaksa memarkirkan busnya di depan pinggiran jalan terminal. Dia menyadari busnya yang berbadan cukup besar itu menghambat lalu lintas jalan di depan terminal. [Baca: "Ahok Ngaco, Bus AKAP dan Damri Kan Enggak Ngejar Setoran"]

"Pengguna jalan yang lain memang terganggu. Mau gimana lagi," ujar Tahir.

Terkadang, kata dia, untuk parkir tertib di luar, petugas terminal jarang datang membantu. "Kita mundurin bus sendiri enggak ada petugas yang bantu. Sudah sering kita mengeluh tetapi belum ada perbaikan," ujarnya.

Sementara itu, sopir bus AKAP lainnya, Feryakas (35) mengatakan, kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa bulan belakangan. Ia berharap ada segera perbaikan pintu masuk terminal. [Baca: Ahok Bingung Letak Kesalahan Terminal Rawamangun]

"Sekarang sudah berlangsung sejak 4-5 bulan kemarin. Kita berharap ada perbaikan," ujarnya.

Wakil Kepala Terminal Rawamangun, Gunardi mengatakan, untuk mengatasi kemacetan yang terjadi bila sopir-sopir AKAP itu mengetem di depan terminal, dia menurunkan petugas untuk berjaga.

Selain itu, bus yang terparkir di pinggir jalan adalah solusi sementara hingga terminal bisa digunakan lagi secara normal.

"Hanya sementara saja. Tetapi kami tempatkan tujuh petugas yang setiap harinya berjaga-jaga dan mengatur bus AKAP serta lalu lintas di sekitarnya agar tidak macet," ujar Gunardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com