Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Mesti Kaji Rencana Pembangunan Jalan Layang Semanggi

Kompas.com - 02/07/2015, 21:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun jalan layang di Semanggi mesti didahului dengan studi yang benar tentang rencana ini. Jangan sampai adanya jalan layang malah memindahkan kemacetan dari lokasi lama ke jalan baru.

Ide membangun jalan layang di Semanggi dilontarkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada Rabu lalu. Pembangunan jalan layang melingkar di Semanggi dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di perpotongan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Saat ini, rencana itu baru masuk tahap perencanaan dan pembuatan desain.

Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia Deddy Herlambang, Kamis (2/7), mengatakan, rencana pembangunan jalan ini harus diikuti dengan studi yang serius untuk mengkaji apakah rencana ini layak dijalankan.

"Tanpa studi, pembangunan jalan di Semanggi berpotensi memindahkan kemacetan dari satu titik ke titik lain," ujar Deddy.

Melihat dari rencana awal, Deddy memperkirakan belum ada studi terhadap rencana pembangunan jalan layang Semanggi ini. Karena itu, dia mendorong pemerintah provinsi melakukan studi apabila benar-benar ingin mewujudkan rencana tersebut.

Secara terpisah, pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen SW Tangkudung, mengatakan, belum pernah melihat rencana ini secara detail.

"Informasi yang saya terima baru berupa gambar, tetapi belum jelas di mana jalan itu akan dibangun," ucap Ellen yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta.

Dia mengatakan, jalan Semanggi yang ada sekarang sudah pernah diubah dari jalan yang dibangun mantan Presiden Soekarno. Perubahan dilakukan bersamaan dengan pembangunan tol yang melintasi Semanggi.

"Tetapi, perubahan ini tidak mengubah bentuk Semanggi karena Semanggi ini merupakan standar geometrik persimpangan yang ideal," kata Ellen.

Sementara rencana penambahan jalan layang di Semanggi masih belum jelas. Harapannya, jalan baru tidak serta-merta dibuat dan mengabaikan fungsi serta estetika jalan yang sudah ada.

______________

Berita ini juga tayang di Kompas Siang edisi Kamis, 2 Juli 2015. Tautan berita ini dapat dibaca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com