Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Opini WDP, Transparansi Pemprov DKI Dipertanyakan

Kompas.com - 09/07/2015, 14:03 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi D DPRD DKI Mohammad Sanusi mengingatkan bahwa Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama selalu berpegang teguh pada prinsip pemerintahan yang transparan. Dengan prinsip tersebut, seharusnya Pemerintah Provinsi DKI mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk tahun anggaran 2014.

"Sebetulnya kalau melihat filosofi awalnya Bapak Gubernur, dia selalu menyatakan tentang transparansi dan akuntabel. Maka seharusnya dapat WTP," ujar Sanusi di gedung DPRD DKI, Kamis (9/7/2015).

Akan tetapi, hal tersebut tidak terlihat dari opini yang didapat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dari Badan Pemeriksa Keuangan. Pemerintah Provinsi DKI justru mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) untuk tahun anggaran 2014.

Sanusi mengatakan, pemerintahan yang transparan dan akuntabel tidak terlihat jika mengacu pada hasil audit BPK. [Baca: Sanusi Sayangkan Sikap Ahok, Seharusnya Keputusan BPK Disikapi dengan Arif]

Menurut Sanusi, hasil audit BPK merupakan indikator untuk menentukan kualitas manajemen keuangan pemerintah daerah.

Opini WTP yang diterima pemerintah daerah menunjukkan bahwa manajemen keuangan dan aset sudah baik. Jika opini WTP belum didapat, itu menunjukkan bahwa manajemen keuangan pemerintah daerah belum baik dan harus diperbaiki.

"Jadi, sekali lagi, indikator utama dari transparansi, akuntabilitas, pengawasan yang baik, manajemen yang baik dalam pemerintahan daerah adalah dari laporan BPK. Sekarang siapa lagi yang mau buat laporan kalau bukan BPK," ujar Sanusi.

"Artinya juga, akuntabilitas keuangan pemerintah daerah dipertanyakan, transparansi pemerintah daerah dipertanyakan, pengawasan pemerintah daerah terhadap keuangan daerah dipertanyakan," kata Sanusi.

Pemprov DKI mendapat opini WDP terhadap laporan keuangan tahun 2014. BPK mendapatkan 70 temuan dalam laporan keuangan daerah senilai Rp 2,16 triliun.

Temuan itu terdiri dari program yang berindikasi kerugian daerah senilai Rp 442 miliar dan berpotensi merugikan daerah sebanyak Rp 1,71 triliun.

Temuan lainnya berupa kekurangan penerimaan daerah senilai Rp 3,23 miliar, belanja administrasi sebanyak Rp 469 juta, dan pemborosan senilai Rp 3,04 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com