Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Angin, Kondektur di Terminal Pasar Minggu Tak Boleh Bertugas

Kompas.com - 14/07/2015, 19:34 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menjamin keselamatan pemudik, pengelola Terminal Pasar Minggu tidak mengizinkan sopir maupun kondektur yang sakit untuk bertugas. Oleh karena itu, sebelum bertugas mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan.

Kepala Terminal Pasar Minggu Hengky Risakotta mengatakan, pihaknya sudah mendirikan posko kesehatan di dalam kantor Terminal Pasar Minggu. Di posko itu, petugas akan memeriksa kesehatan para sopir maupun kondektur.

"Faktor yang kita periksa tensi darah dan kondisi kesehatan secara umum," kata Hengky di Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (14/7/2015).

Menurut Hengky, para sopir yang tidak dalam kondisi prima dilarang mengantarkan pemudik ke kampung halamannya. Ia memberi contoh, pada H-7 yang jatuh pada Jumat (10/7/2015) lalu, ada kondektur yang merasa mual karena masuk angin.

Maka, kondektur itu tidak diizinkan bertugas. "Harus istirahat dan dirawat dulu sampai sembuh baru bisa narik lagi. Apalagi tensi darahnya juga tinggi, bahaya," tutur dia.

Keselamatan penumpang memang merupakan faktor yang ditekankan Dinas Perhubungan pada musim mudik ini. Kelaikan bus dan kondisi sopir harus dipastikan baik sebelum bus tersebut berangkat ke tujuan.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Priyanto mengatakan, uji fisik kendaraan dan kesehatan sopir dilakukan di setiap terminal, termasuk Terminal Pasar Minggu. Namun, untuk pemeriksaan lengkap dan lebih mendetail dilakukan hanya di tiga terminal besar.

"Kalau Pasar Minggu hanya dicek fisik untuk laik jalan, misalnya untuk kondisi ban, kondisi wiper, kondisi lampu, dan paling utama adalah alat pemecah kaca, itu untuk keadaan darurat," kata dia.

Sementara itu, lonjakan penumpang yang akan berangkat ke Jawa Tengah sudah terlihat di Terminal Pasar Minggu sejak H-7 kemarin. Hingga H-3, penumpang yang diberangkatkan sudah mencapai 1.280 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com