Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetangga Heran, Pembunuh Noerbaety Tak Ambil Perhiasan

Kompas.com - 22/07/2015, 14:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com - Para tetangga Noerbaety Rofiq (44) tidak percaya pembunuhan perempuan yang berprofesi sebagai wartawati itu hanya dilatarbelakangi motif materi. Hal itu disebabkan karena minimnya harta benda milik Noerbaety yang diambil oleh para pelaku.

"Emas di atas kasur masih ada, emas di badannya juga masih ada. Motor juga enggak dibawa kabur. Kok cuma perangkat kerjanya yang diambil," kata salah seorang warga sekitar, Imam (60) kepada Kompas.com, di kompleks tempat tinggal Noerbaety di RT 01/RW 09 Perumahan Gaperi I, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/7/2015).

Imam meyakini pembunuhan Noerbaety memiliki hubungan erat terkait dengan pekerjaannya. "Kalau perampokan murni janggal. Mungkin dia ada ekspose kasus apa, karena itu dia dibunuh. Perkiraan saya sih gitu," ujar dia.

Sedangkan warga lainnya, Asni (58), tidak yakin pembunuhan Noerbaety hanya dilatarbelakangi motif materi disebabkan sadisnya proses pembunuhan.

"Urat di lehernya hampir putus. Terus ditusuk berkali-kali. Enggak yakin saya kalau pelakunya cuma mau merampok," ujar dia.

Sebelumnya, otak pelaku perampokan dan pembunuhan Noerbaety, Deni (24) mengaku sering ditegur oleh korbannya itu. Teguran dilakukan karena Deni kerap memarkirkan kendaraannya menghalangi pintu keluar rumah Noerbaety.

Dalam kesehariannya, Deni bekerja sebagai pekerja bangunan. Pekerjaan terakhirnya adalah terlibat dalam pembangunan rumah yang letaknya tepat di sebelah rumah Noerbaety.

Meski kerap ditegur Noerbaety, Deni mengaku tidak pernah sakit hati terhadap perempuan yang berprofesi sebagai wartawati tersebut. Ia mengaku motif utamanya merampok Noerbaety karena masalah ekonomi.

"Saya tidak ada rasa sakit hati. Cuma karena waktu itu udah mau lebaran dan saya enggak punya uang. Jadi saya kepikiran ngrampok," kata Deni di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015).

Sejumlah harta benda milik Noerbaety yang tercatat hilang adalah laptop, telepon seluler, dan kamera DSLR. Telepon seluler dan kamera DSLR saat ini sudah diamankan oleh polisi. Sedangkan para pelaku mengaku telah menjual laptop tak lama setelah mereka menghabisi Noerbaety.

Terkait adanya emas di atas kasur, Deni mengaku saat itu tidak melihat karena ruangan dalam keadaan gelap.

"Saya sempat nyari perhiasan cuma enggak ketemu karena kondisi dalam rumah gelap gulita. Tidak ada yang nyala cuma lampu di dapur saja yang nyala. Saya nanya Afif (rekan satu komplotan) ada perhiasannya enggak? Dia bilang enggak ada apa-apa," ucap Deni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com