Beberapa bulan sudah berlalu sejak sidang vonis pembunuh anaknya selesai pada Desember 2014 lalu. Ketika itu, Hafitd dan Assyifa divonis 20 tahun penjara.
"Sekitar 10 hari dari vonis saya membatalkan niat saya untuk banding dan memilih menyerahkan sepunuhnya pada JPU," ujar Suroto kepada Kompas.com, Jumat (24/7/2015).
Pada akhir sidang vonis Desember lalu, Suroto sempat merasakan kekecewaan. Sebab, dia merasa vonis 20 tahun yang dijatuhkan hakim kepada dua pembunuhnya masih jauh dari yang diharapkan.
Waktu itu dia berpikir Hafitd dan Assyifa belum akan jera dengan hukuman itu. Mereka kelak akan menerima grasi juga yang akan membuat hukuman mereka semakin ringan.
Suroto pun baru mengetahui bahwa Mahkamah Agung telah mengabulkan kasasi yang diajukan jaksa kemarin. Hukuman dua pembunuh putrinya semakin berat, yaitu penjara seumur hidup, sesuai dengan keinginan Suroto sebelumnya. Puaskah Suroto?
"Saya sulit menjawab pertanyaan puaskah, adilkah, atau apakah hukuman sudah pantas. Itu semua sulit dijawab," ujar dia.
Sebab, menghukum pembunuh putrinya seumur hidup tetap tidak akan mengubah perasaannya. Dia pun mengaku sulit menyikapi putusan baru ini.
Sejak hari putrinya ditemukan tewas, sejak saat itu, Suroto dan istrinya, Elizabeth, merasakan duka yang mendalam. Untuk diketahui, display picture BlackBerry Messenger milik Suroto tidak pernah berubah. Selalu foto sebuah karangan bunga dari Goethe Institute yang bertuliskan ucapan dukacita untuk Ade Sara.
Dia bahkan menambahkan inisial Ade Sara Angelina Suroto dalam display name. Status yang selalu dia pasang adalah "Sara Always In My Heart". Tidak pernah berubah. Suroto mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa dia dan istrinya selalu mengingat Sara hampir sepanjang hidup mereka.
Mengetahui dua pembunuh putrinya dipenjara seumur hidup, tetap tidak akan membawa Sara kembali. Kini Suroto pasrah pada hukum. Suroto mengatakan biar saja negara ini yang menghukum Hafitd dan Assyifa dengan perangkat hukumnya.
Dia juga yakin Tuhan pasti akan membalas segala perbuatan manusia dengan seadil-adilnya. Dia memilih menyerahkan dan memasrahkan itu semua. Suroto mengaku memilih untuk melanjutkan hidup dengan sang istri, sambil mengenang bayangan putri manis satu-satunya yang kini telah tiada. Mengingat semua tawa yang pernah ada dalam kehidupan mereka sambil berdoa sedalam-dalamnya untuk kebaikan Sara. "Karena kedukaan juga akan melekat seumur hidup saya," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.