Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak-anak Jalanan Ini Korban dari Pembangunan yang Enggak Merata"

Kompas.com - 30/07/2015, 20:13 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Staf Lembaga Yayasan Bina Insan Mandiri atau Sekolah Master Indonesia, Mustomi, berbagi pengalamannya selama membina anak-anak jalanan di sana. Dalam pandangan Mustomi, hadirnya anak-anak jalanan di sana tidak lepas dari pembangunan yang marak terjadi di Kota Depok.

"Semua masalah di kota-kota besar sama kan. Anak-anak jalanan ini sebenarnya korban dari pembangunan yang enggak merata. Seharusnya, Pemda hadir di sana. Ini kan tugas mereka," kata Mustomi, Kamis (30/7/2015). [Baca: Anak-anak Ini Membagi Waktu antara Belajar dan Mengamen]

Dia mengkritik secara khusus Pemerintah Kota Depok yang terkesan abai dengan masalah sosial, terutama masalah pendidikan anak.

Berdasarkan data Sekolah Master, setiap tahun sejak dibuka, peningkatan anak jalanan yang masuk ke sekolah tersebut hampir 50 persen.

Terlebih lagi, sebanyak 2.000 meter persegi dari semua lahan di Sekolah Master terancam akan dibongkar untuk dijadikan Terminal Terpadu Depok dan superblok yang berisi apartemen, mal, dan bangunan-bangunan komersial lainnya. [Baca: "Yang Hidupnya kayak Dodo Ada Banyak, Mereka Sangat Semangat Belajar"]

Pihak Sekolah Master sudah mengupayakan untuk berkomunikasi dengan pihak Pemkot Depok, tetapi sampai sekarang masih belum ada kepastian.

Meski demikian, Mustomi dan semua pengurus Sekolah Master tetap akan menempuh jalan musyawarah dan mengusahakan terjadinya kesepakatan agar tidak ada yang dirugikan.

"Kita yakin kalau pakai pendekatan-pendekatan ini, selama mereka punya iktikad baik, saya yakin pasti bisa," ujar Mustomi. [Baca: Biaya Semester Pengamen Lolos ke UI Ditetapkan Paling Rendah]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com