Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Akui Setujui Pembelian Lahan Sumber Waras, tetapi...

Kompas.com - 12/08/2015, 08:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Pansus Laporan Hasil Pemeriksa (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Prabowo Soenirman mengakui bahwa DPRD telah menyetujui pembelian lahan di RS Sumber Waras. Prabowo pun mengakui pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat mengenai hal itu.

"Kalau Pak Gubernur bilang sudah direstui Dewan ya memang benar. Ada tanda tangan Dewan ya memang benar semuanya itu," ujar Prabowo di Gedung DPRD DKI, Rabu (11/8/2015) malam.

Lantas, kenapa Pansus BPK seolah mempermasalahkan hal tersebut? Prabowo mengatakan, DPRD DKI tidak pernah menolak rencana pembelian lahan RS Sumber Waras. Sebab, Pemerintah Provinsi DKI memiliki tujuan untuk membuat RS khusus kanker dan jantung di lahan itu.

Tujuan tersebut dinilai baik bagi kepentingan masyarakat. Hal itulah yang membuat DPRD menyetujui pembelian lahan itu.

Kemudian, kata Prabowo, menjadi masalah ketika dalam proses pembelian tersebut tidak sesuai dengan prosedur. Karena itu, pada akhirnya, hal itu malah menjadi temuan BPK seperti saat ini.

Prabowo mengingatkan bahwa eksekutor pembelian lahan tersebut merupakan wewenang eksekutif, bukan DPRD. Proses pembelian itulah yang kini menjadi masalah, bukan rencana awal pembelian lahan itu sendiri.

"Kalau kita bahas prosedur sampai akhirnya diterima Dewan, itu tidak ada masalah, benar pernyataan Gubernur itu. Tetapi, ini soal eksekusinya," ujar Prabowo.

Masalah yang muncul dalam proses pembelian lahan salah satunya adalah mengenai harga NJOP. Pemprov DKI membeli lahan seluas 36.410 meter persegi dengan harga sekitar Rp 20 juta per meter persegi.

Harga tersebut sesuai dengan NJOP di Jalan Kyai Tapa. Padahal, lahan yang dibeli Pemprov DKI berada di Jalan Tomang Utara yang memiliki NJOP lebih rendah sehingga terjadi kelebihan pembayaran. 

"Ingat yang ditawarkan itu di Jalan Kyai Tapa, tetapi ternyata yang dijual itu yang di Jalan Tomang," ujar Prabowo.

Prabowo mengatakan, banyak pihak yang mengatakan Pansus BPK hanya menyudutkan Ahok (sapaan Basuki) dalam hal ini. Dia pun menegaskan, Pansus BPK bukan dalam kapasitas meminta pertanggungjawaban atau menyalahkan Pemprov DKI, apalagi Gubernur.

Akan tetapi, Pansus BPK meminta klarifikasi dari Pemprov atas semua masalah tersebut agar bisa disampaikan kembali kepada BPK. "Jadi, kita ini hanya membantu," ujar Prabowo.

Selain itu, pertanyaan-pertanyaan seputar harga NJOP dan akses masuk pun bukanlah pertanyaan yang diciptakan DPRD untuk mencari kesalahan eksekutif. Akan tetapi, pertanyaan tersebut merupakan poin-poin dari temuan BPK mengenai proses pembelian lahan di RS Sumber Waras. Poin-poin tersebut pun tercantum dalam LHP BPK yang dikirim oleh BPK.

"Misalnya mengenai negosiasi dengan Gubernur, itu bukan karena Pansus ingin menyudutkan Gubernur, tetapi memang poin itu ada dalam laporan BPK. Kamu bisa baca memang tertulis hal itu. Sama halnya dengan masalah akses dan yang lain, semua tertulis."

"Jadi, bukan masalah ingin membeli lahannya, tetapi proses pembeliannya yang jadi masalah. Prosesnya pembelian sudah dipegang eksekutif, legislatif hanya sampai persetujuan saja, tidak sampai eksekusi," ujar Prabowo.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku telah memegang bukti-bukti yang menyatakan adanya persetujuan DPRD dalam pembelian lahan di RS Sumber Waras.

"Semua pimpinan DPRD sudah tanda tangan semua. Itu spesifik menunjuk kepada pembebasan lahan RS Sumber Waras sekian hektar ada semua di situ. Jadi, kalau Dewan mengatakan tidak ada persetujuan, ya lucu, wong tanda tangannya ada," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamen Mabuk Aibon Pukul Warga di Jaksel, Polisi: Pakai Papan, Tidak Ada Pembacokan

Pengamen Mabuk Aibon Pukul Warga di Jaksel, Polisi: Pakai Papan, Tidak Ada Pembacokan

Megapolitan
Eksploitasi dan Dugaan Cengkeraman Dunia Pornografi yang Mengubur Masa Depan Anak...

Eksploitasi dan Dugaan Cengkeraman Dunia Pornografi yang Mengubur Masa Depan Anak...

Megapolitan
Bukan Disekap, Heri dan Keluarganya Dua Hari Tak Pulang karena Mediasi Kasus Penggelapan Uang Perusahaan

Bukan Disekap, Heri dan Keluarganya Dua Hari Tak Pulang karena Mediasi Kasus Penggelapan Uang Perusahaan

Megapolitan
Pengamen Mabuk Aibon di Jaksel Lukai Seorang Ibu Pakai Papan

Pengamen Mabuk Aibon di Jaksel Lukai Seorang Ibu Pakai Papan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 11 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 11 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 11 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 11 Juni 2024

Megapolitan
Satu Keluarga Diduga Disekap di Penjaringan, Polisi: Itu Tidak Benar

Satu Keluarga Diduga Disekap di Penjaringan, Polisi: Itu Tidak Benar

Megapolitan
Pelaku Pencabulan 2 Remaja di Kemayoran Warisi Jabatan RT dari Bapaknya

Pelaku Pencabulan 2 Remaja di Kemayoran Warisi Jabatan RT dari Bapaknya

Megapolitan
Sumpah Rizieq Shihab untuk Perangi Mereka yang Terlibat Pembantaian Km 50

Sumpah Rizieq Shihab untuk Perangi Mereka yang Terlibat Pembantaian Km 50

Megapolitan
Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera Minta Kasus Diusut sampai Tuntas

Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera Minta Kasus Diusut sampai Tuntas

Megapolitan
Keseharian Ketua RT di Kemayoran yang Cabuli 2 Remaja, Tak Bekerja dan Hanya Keliling Wilayah

Keseharian Ketua RT di Kemayoran yang Cabuli 2 Remaja, Tak Bekerja dan Hanya Keliling Wilayah

Megapolitan
Keluarga Pertanyakan Kronologi Tewasnya Petugas Sekuriti saat Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Keluarga Pertanyakan Kronologi Tewasnya Petugas Sekuriti saat Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Megapolitan
Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Minta Bantuan Otto Hasibuan, Keluarga Terpidana Pembunuhan Vina Tuntut Keadilan

Megapolitan
Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Kurir Narkoba di Depok Samarkan 73 Kg Ganja dengan Ikan Asin

Megapolitan
Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Cerita Keluarga Korban Kebakaran Hotel di Alam Sutera, Terima Kabar Setelah Korban Meninggal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com