Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita seperti Diajarkan Kekejaman oleh Ahok"

Kompas.com - 25/08/2015, 18:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang warga Kampung Pulo yang menjadi korban penggusuran, Maulana, tidak bisa melupakan pembongkaran yang terjadi di tempat tinggalnya, Kampung Pulo, pada Kamis (20/8/2015) lalu. Ingatan akan suara ekskavator yang menghancurkan rumahnya masih lekat di kepala.

Belum lagi gambaran pembongkaran yang ricuh. "Kita seperti diajarkan kekejaman oleh Ahok dengan melihat pembongkaran itu," ujar Maulana di Kampung Pulo, Selasa (25/8/2015).

Maulana mengaku kecewa dianggap sebagai warga liar oleh Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Seharusnya, kata dia, pemerintah selalu menjaga warga yang merupakan "anak-anak" mereka.

Maulana mengaku tidak akan lupa betapa banyaknya pasukan pengamanan yang dikerahkan Pemerintah Provinsi DKI hanya untuk melawan warga.

"Padahal, kita ini siapa sih? Warganya sendiri. Tetapi, penjagaannya seperti mau berhadapan dengan teroris saja," ujar Maulana.

Menurut Maulana, keinginan warga sesungguhnya sederhana. Mereka hanya meminta ganti rugi dari pemerintah atas bangunan rumah yang telah mereka bangun dengan susah payah.

Maulana ingat, saat pengukuran dilakukan, pegawai DKI meminta kepada Maulana untuk tenang saja.

Sebab, semua yang diukur akan diganti tanpa terkecuali dan sesuai dengan luas tanah yang dimiliki. Akan tetapi, kenyataannya tidak sepeser pun yang dia terima dari pemerintah. Rumahnya hancur, rata dengan tanah.

Begitu pun dengan rumah tetangga yang setiap hari hidup berdampingan dengannya. Saat ini, Maulana mengaku sudah berhenti bermimpi bahwa Ahok (sapaan Basuki) bisa melihat, mendengar, dan merasakan duka yang dialami Maulana.

"Kita sudah hancur begini, dia tetap tutup mata. Adanya malah mengucapkan hal-hal yang tambah menyakiti hati kita saja," ujar Maulana.

"Waktu belum digusur, kita sering ikut rapat sampai tengah malam. Tetapi, hasilnya digusur juga," ucap Maulana pasrah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com