Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buru Pembunuh di Gereja Advent Gandaria, Polisi Periksa Pisau Dapur

Kompas.com - 01/09/2015, 14:51 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik dari Polsek Kebayoran Lama masih terus menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Kebayoran Jalan Gandaria I, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (31/8/2015) kemarin.

Kini, penyidik mengirimkan pisau dapur dan kaus penuh becak darah yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kebayoran Lama Inspektur Satu Budi Setiyono mengatakan, kedua benda tersebut diduga dapat memberikan petunjuk pelakunya. Dengan demikian, perlu ada penyelidikan lebih lanjut terkait benda-benda tersebut.

"Hari ini kami kirimkan ke Puslabfor untuk diselidiki. Hasilnya diharapkan keluar dalam beberapa hari dan memberikan petunjuk," kata Budi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Ia menjelaskan, pisau dapur yang dimaksud memang tidak terdapat bercak darah dan tetap berada di dapur. Namun, ada kemungkinan pisau itu telah dicuci oleh pelaku sehingga kondisinya tampak bersih.

Nantinya, kata dia, petugas Puslabfor dapat memastikannya dengan pemeriksaan-pemeriksaan tertentu. Jika memang benar digunakan untuk membunuh, maka bekas darah dapat terlacak di pisau itu.

Sementara kaus yang berlumuran darah juga bisa menjadi tanda-tanda pelaku. Misalnya, kaus itu adalah milik pelaku yang sengaja dilepas karena sudah berlumur darah.

Diketahui sebelumnya, Gereja Masehi Advent Gandaria dibobol orang yang tidak dikenal pada Senin dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.

Pelaku yang diduga dua orang masuk ke gereja tersebut dengan cara membobol kunci gembok gereja. Kemudian, pelaku mencongkel kunci jendela dan masuk dengan memanjatnya.

Korbannya, Asep Ginanjar (45) yang sedang tidur di lantai 1, terbangun dan memergoki para pelaku. Asep diduga berkelahi melawan pelaku yang membawa senjata tajam. Ia menderita luka tusuk di beberapa bagian di tubuhnya. Ia tewas dan dibawa ke RS Fatmawati untuk diotopsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com