Selain itu, dilakukannya pergantian dewan komisaris dan direksi dinilai tak lepas dari tak beresnya Bank DKI dalam memproduksi kartu virtual account penghuni rumah susun sederhana sewa.
Hal itu yang membuat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pernah meluapkan kemarahannya terhadap Direktur Bank DKI saat itu, Eko Budiwiyono, dalam sebuah kunjungan kerjanya di Rusun Marunda.
Kini, Bank DKI telah memiliki dewan komisaris dan direksi yang baru. Beberapa di antaranya merupakan para profesional berpengalaman dari bank-bank terkenal tanah air, salah satunya Direktur Utama Kresno Sediarsi, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank Mandiri.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta Catur Laswanto meyakini situasi tersebut akan dapat membuat Bank DKI bisa menuju ke arah yang lebih baik.
"Kita percaya ke depannya akan semakin membaik. Karena saat ini mereka diisi oleh orang-orang dari kalangan profesional yang punya jam terbang yang luar biasa di bank-bank ternama," kata Catur, Jumat (4/9/2015).
Menurut Catur, Pemerintah Provinsi DKI telah meminta agar dewan komisaris dan direksi yang baru dapat kesalahan-kesalahan pada era sebelumnya. Terutama yang terkait dengan pemberian kredit.
"Kita sudah meminta mereka memperbaiki kelemahan-kelemahan yang lalu. Dari evaluasi kita harapkan mereka langsung melakukan koreksi," ujar Catur.
Sebagai informasi, tingginya rasio kredit bermasalah di Bank DKI mengakibatkan kredit macet membengkak hingga membuat bank tersebut merugi hingga Rp 1 triliun. Hal itulah yang dinilai tidak boleh lagi terjadi ke depannya.
"Mereka harus yakin orang yang diberi kredit telah memenuhi dengan kaidah-kaidah sesuai yang disyaratkan. Tapi juga jangan sampai takut memberikan kredit. Balancing ini yang kita harapkan dari mereka," ujarnya.
Berikut daftar dewan komisaris dan direksi baru Bank DKI:
- Komisaris Utama Honggo Widjojo Kangmasto.
- Komisaris Independen Sarwanto.
- Komisarin Independen Ahdi Jumhari Luddin.
- Komisaris Heru Budi Hartono.