Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perlindungan Anak: Sistem Pendidikan Kita Harus Dievaluasi

Kompas.com - 21/09/2015, 17:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menyebut sistem pendidikan di Indonesia harus dievaluasi. Sebab, dia menilai sistem pendidikan saat ini hanya mementingkan kecerdasan intelektual.

"Harus evaluasi sistem pendidikan kita, baik itu internasional maupun reguler, karena kurikulum kita saat ini adalah mengarah pada memunculkan kecerdasan intelektual saja, tetapi kecerdasan spiritual dan sosial itu lepas," ujar Arist di Kembangan, Jakarta Barat, Senin (21/9/2015).

Menurut Arist, kecerdasan spiritual dan sosial dibutuhkan untuk mencegah adanya tindak kekerasan yang terjadi terhadap anak.

Sistem pendidikan harus memiliki standar-standar yang berbasis pada anti-kekerasan, baik dari proses orientasi siswa, sistem yang dibangun, maupun keamanan yang ada.

Untuk mengevaluasi sistem pendidikan tersebut, Komnas PA akan bertemu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Baca: Kronologi Tewasnya Siswa SD akibat Dipukul Teman Sekolah)

Evaluasi ini juga didasari karena banyaknya kasus yang terjadi pada anak-anak di lingkungan sekolah, seperti Jakarta International School (JIS), SDN 07 Pagi Kebayoran Lama, hingga tenggelamnya siswa SD di Global Sevilla School, dan lain-lain.

"Kita akan mendiskusikan ini dengan Pak Anies (Mendikbud) karena ini luka hati anak Indonesia, baik internasional maupun reguler," kata Arist.

Selain itu, lanjut Arist, lembaga pendidikan yang bertaraf internasional pun harus dievaluasi. "Sekolah internasional seolah-olah dengan harga mahal, keamanan, kekerasan itu tidak terjadi, tetapi itu juga kan terjadi di sekolah internasional," katanya.

Arist juga menggarisbawahi pentingnya lingkungan sosial tempat anak berinteraksi. Menurut dia, perbuatan yang dilakukan anak merupakan cerminan yang dilihatnya di lingkungan sekitar.

"Saya kira harus dimulai dari rumah, di mana lingkungan interaksi sosial anak itu. Bahwa anak-anak itu sebenarnya meniru dari apa yang dia lihat. Jadi, kalau lingkungan terdekatnya, lingkungan interaksi anak itu membangun kekerasan, maka anak akan belajar kekerasan. Kalau anak diajar tentang mencintai, toleransi kepada orang lain, dia akan belajar tentang toleransi," tutur Arist. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com