Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Jangan Sampai Dapat Sapi dan Kambing "Sampah" Saat Kurban!

Kompas.com - 23/09/2015, 17:18 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com — Dibanding hari biasa, harga sapi dan kambing menjelang Idul Adha cenderung naik. Namun, harga mahal juga tak selalu menjamin kualitas. Ada saja pedagang "nakal" memanfaatkan kesempatan hari raya ini untuk memasarkan hewan ternak tak layak konsumsi. 

Penyebab hewan kurban tak layak konsumsi ini di antaranya adalah pemeliharaan yang buruk. Seharusnya, ternak tersebut mendapatkan rumput atau jerami untuk makanannya, bukan digiring ke tempat pembuangan sampah untuk makan.

Di Indonesia, kejadian seperti itu pernah beberapa kali terungkap. Pada 2014, misalnya, Tasikmalaya geger karena temuan daging sapi berbau, padahal baru datang. Setelah ditelusuri, di dalam perut sapi tersebut terdapat beragam sampah, mulai dari plastik sampai paku. (Baca: Ada Plastik Bahkan Paku di Perut Sapi "Sampah", Bau Pun Menyengat).

Bahkan, dosen Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, Pranoto, lewat uji laboratorium mendapati juga daging sapi "sampah" mengandung timbal yang berbahaya bagi kesehatan.

Ciri ternak "sampah"

Sejumlah ciri bisa diamati untuk membedakan ternak yang sehat dengan ternak "sampah". Seperti pernah dilansir Kompas.com, misalnya, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Tasikmalaya Apep Saepul Rahmat mengatakan, sapi sampah bisa dikenali karena dari perut yang buncit.

"Sapi sampah memiliki perut buncit karena dipenuhi pakan sampah yang tidak bisa dicerna," kata Apep. Sapi "sampah" makin kentara karena badannya kurus kering sampai terlihat tulang-tulang rusuknya sekalipun berperut buncit. Menurut Apep, sapi "sampah" bahkan tak bisa membuang feses karena di saluran cernanya tak ada pakan utama seperti rumput. "(Sapi) ini hanya buang air," kata dia.

Tips hindari ternak "sampah" 

Selain mengenali ciri ternak "sampah", sejumlah cara lain juga bisa ditempuh untuk mendapatkan hewan layak kurban. Mendatangi pedagang dengan bekal pengenalan ciri tersebut merupakan cara paling ideal. 

Namun, menggunakan jasa lembaga maupun situs dalam jaringan (daring) yang terpercaya juga tetap bisa menjadi alternatif. Bukalapak, misalnya, merupakan situs yang sudah mendapat banyak kepercayaan menyediakan dan menyalurkan menyalurkan hewan kurban, tak hanya di dalam negeri, tetapi juga sampai pengiriman ke luar negeri. 

Situs tersebut menjamin hewan kurban yang mereka sediakan dan salurkan sudah melewati pemeriksaan kesehatan. Seperti halnya produk lain yang mereka tawarkan, situs ini pun memberikan jaminan uang kembali untuk setiap hewan kurban yang tak sesuai penawaran, apalagi ternyata ternak "sampah".

Selamat berkurban!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan 'Ngaku' Ingin Beli Pulsa

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan "Ngaku" Ingin Beli Pulsa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com