Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Masih Berharap Pilot Helikopter Hilang Selamat

Kompas.com - 13/10/2015, 13:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Keluarga pilot helikopter EC 130 registrasi PK BKA, Letnan Kolonel Teguh Mulyatno, masih berharap ada keajaiban dari peristiwa hilang kontak helikopter pada Minggu (11/10/2015) pukul 11.50 WIB. Hal itu dituturkan asisten rumah tangga Teguh, Arman, di kediaman Teguh, Vila Asean, Kelurahan Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (13/10/2015).

"Kita masih berharap yang terbaik. Kita percaya beliau pasti selamat," kata Arman kepada Kompas.com.

Segenap anggota keluarga Teguh sudah berangkat ke Medan untuk ikut melakukan pencarian. Hanya ada beberapa asisten rumah tangga di rumah Teguh.

Arman menceritakan, awalnya dia melihat berita ada helikopter hilang pada hari Minggu siang. Namun, Arman tidak terlalu memperhatikan berita tersebut dan tidak berpikir Teguh ada dalam penerbangan itu.

Hari itu, Arman sedang libur dan tidak berada di rumah Teguh. Keesokan harinya, Arman kembali melihat berita di televisi yang menayangkan nama lima orang di dalam helikopter yang hilang kontak. Arman baru tahu ada nama Teguh Mulyatno, majikannya.

Dia pun langsung menghubungi keluarga Teguh yang saat itu masih belum tahu kabar tersebut.

"Habis telepon saya langsung ke rumah Pak Teguh. Enggak lama, istri beliau, anaknya, adik istri sama kakak beliau pergi ke Medan," tutur Arman.

Keluarga besar kaget dengan kejadian tersebut. Mereka juga tidak memiliki firasat apapun sebelum helikopter dikabarkan hilang kontak.

Sesaat sebelum terbang, Teguh masih sempat berkomunikasi dengan keluarganya melalui handphone.

Menurut Arman, Teguh adalah pilot yang berpengalaman. Arman sudah mengikuti Teguh sejak masih menempuh pendidikan untuk menjadi pilot.

Teguh baru belakangan ini bertugas di Medan, sebelumnya dia sempat lama di Jakarta. Sebagai pilot, Teguh baru bisa pulang dua minggu sekali atau sekali sebulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com