Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-pembongkaran, Sekolah Master Kekurangan Ruang Kelas

Kompas.com - 25/10/2015, 20:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Sejak sebagian bangunan Sekolah Master di Depok, Jawa Barat, dibongkar pada akhir Agustus 2015, sekolah gratis untuk anak-anak jalanan itu kekurangan ruang kelas. Jika sebelumnya ada 25 ruang, kini tinggal 13 kelas yang masih tersisa.

Sekolah tersebut didirikan di atas lahan seluas 2.000 meter persegi milik pemerintah Kota Depok di sekitar Terminal Depok, Jalan Raya Margonda. Pemkot Depok membongkar 12 ruang kelas sekolah itu untuk pembangunan Terminal Terpadu Margonda Raya.

Pendiri dan Pembina Sekolah Master, Nurrohim, mengatakan, idealnya perlu ada 10 kelas lagi di sekolah itu. Ia berharap pemerintah Kota Depok dan pengembang pembangunan terminal dapat membantu pengadaan kelas baru untuk Sekolah Master.

(Baca Sekolah Master Berharap Dinas Pendidikan Depok Bantu Masalah Penggusuran)

Menurut Nurrohim, Pemkot Depok berjanji akan membantu membangun satu ruang kelas akhir tahun ini. Ia mengharapkan bantuan berupa kontainer berbentuk kelas.

"Sudah pernah ada dua kontainer yang dikasih (oleh perusahaan periklanan), tapi belum bisa kita pakai karena masih kontainer utuh, belum dibentuk kelas," ujar Nurrohim kepada Kompas.com, Minggu (25/10/2015).

Saat ini Nurrohim masih menggalang dana bantuan untuk menyediakan ruangan kelas bagi pelajar sekolah tersebut.

Ia mengatakan, pembongkaran kelas membuat kegiatan belajar siswa terganggu. Yang paling kena dampaknya adalah siswa taman kanak-kanak karena ada empat ruangan TK yang dibongkar. Ruangan lain yang dibongkar adalah delapan kelas untuk pelajar SD.

"Yang belum ketampung ini yang TK, kalau yang SD pakai kontainer lama. Jadi yang TK digabung sama yang SMP di Masjid Master," Nurrohim.

(Baca Tak Punya Kelas, Siswa PAUD Sekolah Master Belajar di Teras Masjid)

Untuk mengatasi itu, jam belajar siswa menjadi tiga shift. Ada kelas TK, SD, dan SMP pagi, kelas SMP dan SMA siang, serta SMP dan SMA malam.

"Untungnya mereka sudah biasa dengan kondisi susah seperti itu. Kalau sekolah yang 'anak mami', ya bisa bingung tuh. Tapi mereka sudah biasa di jalan," ujar Nurrohim.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat : Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan Bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat : Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan Bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com