Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Calon Hebat "Si Moncong Putih" pada Pilkada 2017

Kompas.com - 27/01/2016, 12:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai satu-satunya partai politik yang bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri, langkah yang akan diambil PDI Perjuangan dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 dianggap paling menentukan dan ditunggu-tunggu banyak pihak.

"Siapa yang akan dicalonkan PDI Perjuangan pasti akan ditunggu-tunggu," kata peneliti senior Indonesia Public Insitute, Karyono Wibowo, saat dihubungi, Rabu (27/1/2016).

Sebagai informasi, saat ini PDI-P memiliki 28 kursi di DPRD DKI. Adapun syarat bagi parpol yang ingin mengusung pasangan cagub dan cawagub adalah memiliki minimal 20 kursi.

Meski bisa mengusung pasangan cagub dan cawagub tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, PDI-P masih terlihat adem ayem. 

Partai berlambang banteng moncong putih itu tampak belum pernah sama sekali mengadakan kegiatan yang terkait dengan penjaringan cagub dan cawagub yang akan diusung.

Karyono menduga belum aktifnya PDI-P dalam proses penjaringan cagub dan cawagub disebabkan mereka belum punya kader yang bisa dijagokan.

Di sisi lain, kader PDI-P yang dianggap memiliki elektabilitas yang tinggi, yakni Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menolak untuk maju di Pilkada DKI.

"Sedangkan Risma kan katanya enggan maju di DKI," ujar Karyono.

Beberapa waktu lalu, Tri Rismaharini memang sempat menyatakan akan menolak jika diusulkan PDI-P sebagai calon gubernur DKI pada Pilkada 2017 karena dia belum lama terpilih kembali sebagai Wali Kota Surabaya.

"Wong ini Surabaya saja belum dilantik, kok mikir itu. Saya konsentrasi ke Surabaya. Kasihan warga Surabaya," kata Risma saat menghadiri Rapat Kerja Nasional PDI-P di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Ia berpendapat bahwa warga Surabaya bukan hanya sudah memilihnya. Tak sedikit pula warga yang ikut berkampanye memenangkannya pada pilkada tahun lalu hingga ia merebut lebih dari 80 persen suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com