Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daeng Azis Protes Penempelan SP 1 Penertiban Kalijodo

Kompas.com - 16/02/2016, 14:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh masyarakat Kalijodo, Abdul Azis atau Daeng Azis, memprotes langkah Pemerintah Kota Jakarta Utara yang menempelkan surat peringatan pertama (SP 1) di kawasan Kalijodo.

Surat tersebut berkaitan dengan rencana penertiban kawasan yang dikenal rawan prostitusi dan premanisme itu.

(Baca: Ahok: Meskipun Kamu Ada Sertifikat di Kalijodo, Tetap Kami Gusur Kok).

"Kemarin itu, yang dua hari yang lalu, ada oknum polisi, tentara, dan Satpol PP. Jumlahnya kurang lebih di atas dua ratus orang yang hanya menempelkan surat pengumuman itu. Itu juga pagi-pagi sekali, sekitar jam setengah delapan. Artinya, surat tempelan itu seakan-akan dijadikan alat untuk mengeksploitasi hukum," kata Azis.

Ia mengatakan bahwa Pemkot Jakut belum melakukan sosialisasi rencana penertiban tersebut kepada waraga.

"Jangankan sosialisasi, komunikasi pun tidak ada. Nanti malah dibilangnya mereka sudah sosialisasi dan menawarkan kehidupan yang layak," kata Daeng.

"Memang cara menawarkannya yang bagaimana? Apakah itu manusiawi, atau secara penculik, silakan tanya ke warga ini apakah sudah ada sosialisasi," ujar dia.

Daeng yang mengenakan topi koboi itu mempertanyakan pertimbangan Pemprov DKI Jakarta ingin mengembalikan fungsi Kalijodo sebagai ruang terbuka hijau.

"Terkait mengenai jalur hijau, ini perlu dipertimbangkan. Kami analisa secara hukum dulu. Kalau ruang terbuka hijau (RTH), kami harus taat hukum itu pastinya. Namun pertimbangannya, kok Kalijodo saja yang dibuat RTH? Lalu bagaimana dengan tanah di sini yang milik Season City? Status tanahnya saja sama, Taman Anggrek, statusnya juga sama, Teluk Intan pun begitu," ungkap Azis.

Ia juga menanggapi rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menempatkan warga Kalijodo di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) setelah penertiban.

Terkait rusunawa, Azis mempertanyakan realisasinya. (Baca: Ahok Minta Daeng Azis Baca Undang-undang).

"Kalau berbicara Rusunawa, saya rasa jangan dulu. Kalau kita bicarakan sekarang, ya bakal prematur jadinya. Di televisi, katanya Pemerintah sudah menyediakan? Disediakannya itu ya di mana? Enggak ada kan? Nanti kami akan ke DPRD lagi," ujar dia.

(Panji Baskhara Ramadhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com