Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Gerindra Ditolak Ridwan Kamil...

Kompas.com - 02/03/2016, 07:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan keputusannya untuk tidak ikut dalam Pilkad DKI 2017, Partai Gerindra DKI kehilangan satu kandidat terkuat mereka.

Kekecewaan jelas terdengar dari pernyataan Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra Syarif.

"Gerindra menghormati keputusan Kang Emil (sapaan Ridwan Kamil). Namun (Gerindra) menyayangkan karena kebutuhan warga Jakarta juga tidak dipertimbangkan. Kalau saja warga Jakarta dimintai pendapatnya oleh Kang Emil, maka dipastikan akan lebih mendorong Kang Emil hijrah ke Jakarta," ujar Syarif, Senin (29/2/2016).

Hal yang paling membuat Syarif merasa kecewa adalah keragu-raguan Ridwan dalam mengambil keputusan. (Baca: Tanpa Ridwan Kamil, Ini yang Akan Dilakukan Gerindra ).

Padahal, kata dia, pria yang dikenal dengan nama Emil itu mungkin menang jika yakin dan menyatakan siap maju dalam Pilkada DKI 2017.

"Sebenarnya ini bukan soal warga Bandung atau warga Jakarta, tetapi soal Kang Emil sendiri yang peragu," ujar dia.

Setelah mundurnya Emil, DPP Partai Gerindra pun ikut berbicara. Seakan sudah kehabisan tokoh, mereka menyatakan terbukanya kemungkinan untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Punama.

Padahal, hubungan Gerindra dengan Basuki tidak lagi harmonis setelah Basuki keluar dari partai tersebut.

Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa menilai, keputusan Emil mundur dari bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta membuat Basuki tidak lagi mempunyai lawan seimbang.

Gerindra yang semula hendak mendukung Emil, kata dia, membuka peluang untuk mendukung Basuki untuk kembali menuju DKI 1.

"Ahok sekarang enggak ada lawan, masa kita mau nyari-nyari lawan yang nantinya juga akan kalah," kata Desmond.

Namun, hal itu dibantah oleh Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik. (Baca: Keputusan Cagub DKI yang Diusung Gerindra Ada di Tangan Prabowo).

Menurut dia, tidak ada peluang untuk mengusung Basuki karena pria yang dikenal dengan nama Ahok itu tidak masuk dalam penjaringan Gerindra.

"Enggaklah enggak, enggak benar itu. Cuma ya enggak apa-apa Desmond bilang begitu. Kenyataannya saya kira kita juga sudah tahu kan yang masuk penjaringan itu siapa," ujar Taufik.

Taufik mengatakan, sejatinya, semua partai politik memang membuka pintu untuk semua masyarakat yang ingin menjadi calon gubernur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com