Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolong Tol Pluit Porak-poranda

Kompas.com - 02/03/2016, 14:28 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi permukiman liar di kolong tol Pluit, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, porak poranda. Rumah yang terbuat dari bedeng hancur berantakan. Atap-atap dari seng bertebaran di bawah tersebut.

Dalam kondisi yang berantakan itu, pendatang yang sebelumnya tinggal di sana masih membereskan barang-barang mereka. Mereka mengorek sisa-sisa bangunan yang sebagian besar terbuat dari bahan kayu dan tripleks.

Pantauan Kompas.com,  Rabu (2/3/2016), sebagian besar penghuni di sana tampak memilah-milah barang mana yang mau dibawa dan mana yang ditinggal.

Mereka pindah menggunakan kendaraan roda empat, mulai dari mobil biasa sampai mobil bak terbuka dan bak tertutup. Ada juga yang menyewa truk berukuran sedang untuk mengangkut barang-barangnya yang kebanyakan peralatan rumah tangga, seperti kasur, kompor, kipas angin, dan sebagainya.

Andri Donnal Putera Suasana warga berkemas di permukiman yang berada di bawah kolong tol Pluit, seberang Kalijodo, Rabu (2/3/2016).
Tidak jauh dari tempat warga berkemas, ada beberapa tukang barang bekas yang memenuhi gerobaknya dengan kayu bekas rumah. Mereka juga mengumpulkan barang-barang bekas yang sudah tidak diinginkan, seperti dispenser, kipas angin yang sudah rusak, gagang pintu, jam dinding, dan barang lainnya.

Menurut warga, mereka masih diizinkan untuk berkemas hari ini, mengingat butuh waktu untuk pindahan sekaligus membongkar bangunannya sendiri, tanpa bantuan pihak aparat.

“Hari ini masih dibolehin (beres-beres). Banyak yang udah pindah juga, balik lagi ke sini, buat jualin triplek-triplek, lumayan Rp 50.000 bisa dapet,” kata salah seorang warga kepada Kompas.com.

Dia menganggap, lebih baik membongkar bangunannya sendiri ketimbang harus dibongkar seperti di Kalijodo.

Bangunan yang rata-rata tidak terbuat dari semen disebut menjadi kemudahan bagi mereka untuk menjual material bahan bangunan sehingga dapat memperoleh sejumlah uang, meski tidak terlalu besar.

Rencana penertiban permukiman di kolong tol Pluit sudah sejak Selasa (1/3/2016) kemarin.

Warga mendapat informasi dari surat edaran tentang larangan mendirikan bangunan dan tempat usaha lainnya yan dikeluarkan Pemerintah Kota Jakarta Utara, melalui Kecamatan Penjaringan. Isinya yaitu meminta warga mengosongkan area tersebut dalam waktu 1x24 jam.

Meski warga di sana mengeluhkan rencana penertiban yang mendadak dan tiadanya sosialisasi, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap tidak perlu ada sosialisasi bagi warga yang menempati tanah milik pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com