Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Peringatan Dini di Pelintasan Kereta Api Diuji Coba

Kompas.com - 04/03/2016, 14:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan melakukan uji coba teknologi baru dalam sistem deteksi dan peringatan dini di pelintasan kereta api, Jumat (4/3/2016).

Teknologi bernama railway level crossing safety detection and warning system tersebut diuji coba di pelintasan 57A, tempat truk Pertamina bertabrakan dengan commuter line pada 2013 lalu.

Dalam teknologi buatan PT Honeywell tersebut, nantinya akan ada sistem deteksi dan peringatan tambahan di pelintasan kereta. Sistem deteksi dan peringatan tersebut terbagi menjadi tiga jenis.

Pertama, peringatan berupa tulisan. Peringatan yang disebut warning output yellow zone ini menyala jika ada kendaraan atau orang melintas dalam batas yang ditentukan, yakni sekitar 10 meter dari pelintasan.

Peringatan kedua, yakni warning output yellow zone, berupa suara dalam bentuk bunyi. Batas yang ditentukan juga masih sama seperti peringatan pertama.

Terakhir, peringatan ketiga, disebut warning output red zone. Peringatan ini bekerja jika ada benda, misalnya kendaraan, yang berhenti atau terjebak di pelintasan saat kereta api akan melintas.

Peringatan ini bisa langsung dikirim ke masinis kereta atau ruang kontrol untuk sistem persinyalan kereta.

"Jarak aman pengiriman informasi ada benda terjebak di pelintasan kereta lebih kurang 800 meter," kata Direktur PT Honeywell Indonesia Alex Pollack di Bintaro, Tangerang, Jumat.

Jarak tersebut merupakan batas aman untuk pengereman menurut PT KAI. Dengan demikian, kereta bisa mengantisipasi keadaan untuk tidak membahayakan dan menabrak obyek atau benda di pelintasan tanpa membahayakan penumpang kereta.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang berkunjung dalam kesempatan uji coba tersebut tampak terkesan. Ia mengungkapkan, langkah ini merupakan awal yang baik untuk keamanan. (Baca: Jumlah Kecelakaan di Pelintasan KA Meningkat Dua Kali Lipat)

"Mengenai teknologi, ini awal yang baik untuk sistem keamanan di pelintasan kereta api," kata Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Bintaro, Tangerang, Jumat.

Namun, Jonan belum memastikan kapan teknologi akan diterapkan. Saat ini, uji coba akan terus dilakukan hingga bisa melihat sisi mana yang kurang dan perlu ditambahkan.

Kesempatan uji coba ini juga dihadiri Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert Blake. Ia mengapresiasi teknologi baru tersebut untuk diterapkan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com