Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Angkutan Jakarta Turun, Tangerang dan Bekasi Tetap

Kompas.com - 04/04/2016, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terhitung mulai Senin (4/4/2016) ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan penurunan tarif angkutan umum menyusul turunnya harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar.

Rapat bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Organda DKI, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), serta Biro Perekonomian dan Biro Hukum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepakat bahwa tarif bus kecil termasuk angkutan kota turun dari Rp 3.500 menjadi Rp 3.000.

Tarif bus sedang dan bus besar turun dari Rp 3.800 menjadi Rp 3.500.

Khusus untuk taksi, tarif buka pintu disepakati turun dari Rp 7.500 menjadi Rp 6.500, waktu tunggu per jam turun dari Rp 48.000 menjadi Rp 42.000, dan per kilometer turun dari Rp 4.000 menjadi Rp 3.500.

Kepala Bidang Angkutan Jalan dan Perkeretaapian Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arroufi, Minggu, menyebutkan, peraturan gubernur yang melandasi kebijakan tarif baru masih dalam proses. Namun, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama secara prinsip menyetujuinya.

Menurut Ketua Organda DKI Safruhan Sinungan, para pelaku usaha angkutan secara umum sepakat dengan penyesuaian tarif.

Namun, mereka meminta tarif baru mempertimbangkan aspek pelaksanaan di lapangan.

”Asal sesuai dengan perhitungan ongkos produksi dan tidak menyulitkan dalam pembayaran, sopir dan kondektur tidak keberatan. Kenaikan atau penurunan selama ini kadang terkendala di lapangan karena keterbatasan pecahan uang untuk kembalian,” tutur Safruhan.

Di lapangan, penerapan tarif sering kali tidak sesuai aturan. Saat tarif bus sedang atau besar ditetapkan Rp 3.800, kondektur meminta Rp 4.000 dari penumpang.

Kondektur Kopaja T502 Tanah Abang-Kampung Melayu dan Metromini S640 Pasar Minggu-Tanah Abang, misalnya, mematok Rp 4.000 karena alasan kesulitan mengembalikan uang penumpang.

Ketua DTKJ Ellen Tangkudung mengatakan, tarif angkutan idealnya memperhitungkan ”angka bagus” untuk memudahkan pembayaran.

Selain itu, penghitungan tarif juga harus mempertimbangkan komponen produksi lain, khususnya harga onderdil kendaraan.

Tangerang dan Bekasi

Berbeda dengan DKI Jakarta, tarif angkutan kota di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Bekasi belum turun pasca penurunan harga solar dan premium.

”Kami sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten, terutama Dishubkominfo (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika) karena kewenangan ada di Banten,” ujar Kepala Dishubkominfo Kota Tangerang Selatan Sukanta, Minggu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com