Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Tweet" Yusron tentang Ahok, Ini Tanggapan Yusril

Kompas.com - 04/04/2016, 16:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Yusril Ihza Mahendra menanggapi tweet dari adiknya, Yusron Ihza Mahendra, yang dianggap berbau unsur suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA). Menurut Yusril, Duta Besar Indonesia untuk Jepang itu tak melontarkan kata-kata bernada SARA.

"Yusron kan hanya mengomentari apa yang dikatakan Suryo Prabowo (mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat)," kata Yusril saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Senin (4/4/2016).

Yusron, kata Yusril, hanya mengunggah dua tweet. Hanya satu tweet yang disebut merupakan komentarnya, dan itu bukan SARA. Sebab, tak sedikit pun omongan pribadi Yusron yang menyinggung persoalan SARA.

"Tweet-nya kan cuma dua kalimat. Tweet pertama mengatakan, 'Mari kita renungkan apa yang dikatakan Suryo Prabowo agar kasus ini tak terulang lagi,'" kata Yusril.

Yusril menambahkan, jika ada yang mau marah, harusnya langsung kepada Letnan Jenderal (Purn) Suryo Prabowo. Sebab, Suryo Prabowo-lah yang mengeluarkan pendapat tersebut.

"Apalagi dikaitkan Masyumi. Masyumi itu partai di masa lalu. Mereka sudah berjuang secara demokrasi. Apa yang mau disalahkan?" ujar Yusril.

 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebelumnya menganggap Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, sebagai orang yang kurang ajar dan rasial.

Pernyataannya itu menanggapi kicauan Yusron di Twitter soal tweet Suryo Prabowo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com