Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sanusi Sendirian Hadapi Kasus Suapnya

Kompas.com - 05/04/2016, 06:39 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mohamad Sanusi kini berjalan sendiri menghadapi kasus dugaan suap yang membelitnya. Mantan Bendahara Umum DPD Gerindra DKI Jakarta itu meninggalkan partai yang membesarkan namanya.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta itu melayangkan surat pengunduran diri dari partainya sejak tanggal 2 April 2016, tepatnya setelah dua hari penangkapan terhadap dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (31/3/2016).

Dulu, sebelum tertangkap tangan oleh KPK, Sanusi merupakan salah satu anggota DPRD DKI Jakarta yang lantang mengkritik langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "Ahok". Kritik tersebut makin keras setelah Ahok keluar dari Gerindra.

Adik dari Mohamad Taufik, Wakil Ketua DPRD DKI, ini menilai Ahok sebagai pengkhianat. Sebab, kata Bang Uci, panggilan akrab Sanusi, Gerindra-lah yang membawa Ahok ke Jakarta untuk bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 silam. Namun, Ahok memilih untuk mengundurkan diri dari Gerindra karena persoalan partai.

Gerindra, termasuk Sanusi, geram bukan kepalang. Ia bersama kader Gerindra lainnya di DPRD DKI Jakarta berada di garis depan mengkritik Ahok. Salah satu kritiknya soal pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta.

Sanusi menilai Pemprov DKI Jakarta, khususnya Ahok, melakukan kesalahan. Bahkan, ia menilai KPK tak bekerja dengan baik lantaran tak menetapkan Ahok sebagai tersangka. Namun, kini persepsi tersebut berbalik.

KPK menetapkan Sanusi dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja sebagai tersangka setelah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di salah satu pusat perbelanjaan pada Kamis (31/3/2016) kemarin. (Baca: Kandasnya Impian Sanusi Jadi Gubernur DKI...)

Dalam OTT itu, tim KPK menyita uang senilai Rp 1,1 miliar dan Rp 140 juta. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Zonasi dan Pulau-pulau Kecil dan Raperda tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

Tinggalkan partai

Di balik jeruji besi Rumah Tahanan Polres Metro Jakarta Selatan, Sanusi kini merenungi nasib. Setelah pengunduran diri dilayangkan, ia kini berjalan sendiri menghadapi kasus dugaan suapnya.

Gerindra sebagai partai yang membesarkan nama Sanusi pun ikut membiarkannya sendirian dalam menghadapi persoalan hukumnya. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi, menilai, sejak ada surat itu, Sanusi bukan lagi bagian dari Gerindra. Oleh karena itu, segala bentuk jabatan dan fungsinya dalam Gerindra ataupun DPRD DKI Jakarta akan dicopot.

"Tak ada bantuan hukum untuk Sanusi," kata Permadi di kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Senin (4/4/2016).

Kini, satu-satunya harapan Sanusi adalah keluarga. Taufik sebelumnya menyebut, keluarga akan membantu Sanusi dalam menyelesaikan kasus yang melilit adiknya.

"Saya sebagai keluarga, saya akan siapkan pendampingan hukum," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (1/4/2016).

Kompas TV Sanusi Mengundurkan Diri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com