Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PAN Terusik Melihat Penggusuran, Mengapa Gunakan Kekerasan?"

Kompas.com - 14/04/2016, 20:58 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, partainya merasa terusik dengan penggusuran di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara yang dilakukan Pemprov DKI.

Sebab, menurut dia, penggusuran tersebut dilakukan dengan kekerasan.

"Secara pribadi saya terusik. Kami PAN juga terusik melihat proses penggusuran. Mengapa terjadi penggusuran yang menggunakan cara kekerasan?" ujar Eddy dalam sebuah diskusi bertajuk Ekspresi Warga Terhadap Kepemimpinan Ahok di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/4/2016).

(Baca: Warga Protes Jembatan Pasar Ikan-Luar Batang Akan Dirobohkan )

Menurut Eddy, penggusuran memang kerap diwarnai air mata. Namun, ia berharap tidak ada lagi penggusuran yang disertai dengan tindak kekerasan.

"Memang tidak ada penggusuran tanpa dinamika, tanpa air mata, tetapi jangan sampai ada kekerasan, ada pemaksaan," ucap Eddy.

PAN, kata dia, menyayangkan proses penggusuran di Pasar Ikan pada Senin (14/4/2016). Eddy juga menyampaikan bahwa sedianya Pemprov DKI menghindari terjadinya aksi kekerasan yang melukai perasaan masyarakat.

"Dari PAN seyogyanya tidak perlu terjadi kekerasan jika dilakukan sosialisasi dan pemahaman sosiokultural terhadap masyarakat," katanya.

Ia juga menyoroti proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang menurutnya berdampak buruk terhadap lingkungan.

"Kalau untuk konteks perbaikan itu baik, tetapi sebagian besar ini memiliki dampak terhadap lingkungan, pengerukan pasir itu kan menimbulkan masalah," tutur Eddy.

(Baca: Politikus Gerindra: Ada Tekanan dari Fraksi untuk Setujui Raperda Reklamasi )

Seperti diketahui, reklamasi di Teluk Jakarta tengah menjadi sorotan setelah kasus dugaan suap terkait pembahasan rancangan peraturan daerah terkait reklamasi mencuat.

Kasus ini menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja.

Setelah kasus ini mencuat, DPRD DKI Jakarta menghentikan pembahasan terkait raperda reklamasi.

Kompas TV Pasca Penggusuran, Warga Bertahan & Tuntut Ganti Rugi



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com