JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur utama Rumah Sakit Sumber Waras, Abraham Tedjanegara, mengatakan, pihaknya menjual lahan sayap kiri RS Sumber Waras kepada Pemprov DKI Jakarta karena memiliki kesamaan visi dan misi dengan Pemprov.
Oleh karena itu, kata dia, pihak rumah sakit bersedia menjual lahan seharga nilai jual objek pajak (NJOP).
"Penjualan itu kadang tidak melihat latar belakang. Pada prinsipnya kita jual ke DKI karena misi RS Sumber Waras adalah menolong orang. Kita berpikir punya visi dan misi yang sama. Karena (Pemprov DKI) mau untuk bangun rumah sakit kanker dan jantung, makanya kita kasih," ujar Abraham di RS Sumber Waras, Tomang, Jakarta Barat, Sabtu (16/4/2016).
(Baca: Kronologi Pembelian Lahan Sumber Waras Menurut Pihak Rumah Sakit)
Menurut Abraham, lahan seluas 36.410 meter persegi itu layak dijadikan rumah sakit jantung. Sebab, lokasi lahan cukup strategis.
"Dari kacamata pribadi saya, sangat layak saya bilang, letaknya strategis," katanya.
Mulanya, menurut dia, sebagian lahan RS Sumber Waras itu akan dibeli PT Ciputra Karya Utama (CKU).
Dalam perjanjian jual beli, kata Abraham, PT CKU akan menjadikan lahan tersebut sebagai wisma susun.
Namun, karena dalam waktu yang ditentukan PT CKU tidak dapat memenuhi perjanjian tersebut, maka proses jual beli pun dibatalkan.
Selain itu, proses jual beli pun dibatalkan karena Pemprov DKI tidak mengizinkan pembangunan wisma susun tersebut.
Lahan itu kemudian dibeli Pemprov DKI pada akhir 2014 lalu senilai Rp 755.689.550.000.
(Baca: Dirut RS Sumber Waras: Pembayaran Pembelian Lahan Ditransfer Melalui Bank DKI)
Saat perjanjian pembelian, pengosongan bangunan akan dilakukan RS Sumber Waras dua tahun setelah pembelian.
"Sejak terjadinya pelepasan hak, pengosongan (bangunan) saya butuh waktu dua tahun. Kalau enggak, operasi rumah sakit BPJS stop lho. Jadi dari awal enggak bilang langsung kasih (setelah dibeli)," tutur Abraham.
Hingga kini, menurut dia, operasional rumah sakit di lahan yang telah dibeli Pemprov DKI ini masih berjalan.
Sebab, masa penyerahan baru akan dilakukan akhir 2016 mendatang. "Sekarang jalan, BPJS semua, BPJS berjalan tuh," kata Abraham.