Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Ahok Turun Setelah Dipanggil KPK

Kompas.com - 25/04/2016, 06:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turun setelah ia dimintai keterangan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait penyelidikan pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Harian Kompas edisi Senin (25/4/2016), memberitakan tingkat elektabilitas Basuki atau Ahok yang turun berdasarkan hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI).

Survei tersebut melibatkan 400 responden di 40 kelurahan di 5 wilayah DKI Jakarta pada 18-21 April 2016.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka. Hasilnya, elektabilitas Ahok menjadi 45,5 persen, atau turun dibandingkan bulan Maret 2016 sebesar 51,8 persen.

Berdasarkan pemberitaan Kompas, juru bicara Kedai KOPI, Hendri Satrio, Minggu (24/4/2016) menyampaikan, pemanggilan Basuki oleh KPK memengaruhi penilaian responden untuk memilih atau tidak memilih Basuki di Pilkada 2017.

Kompas juga menulis bahwa 34,8 persen responden dalam survei itu berpendapat, Basuki tak terlibat dalam kasus RS Sumber Waras dan 36,5 persen di kasus perda reklamasi.

Selain itu, kasus tersebut dinilai berpengaruh pada penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja petahana dari 71,2 persen menjadi 68,5 persen.

Meski demikian, menurut hasil survei yang diberitakan Kompas itu, popularitas Basuki masih tertinggi dibandingkan nama-nama bakal calon lain.

KPK memanggil Ahok untuk dimintai keterangan terkait pembelian lahan RS Sumber Waras pada 12 April 2015.

Selama 12 jam di Gedung KPK, Ahok mengaku diajukan 50 pertanyaan oleh tim penyelidik.

(MKN/IRE/AGE)

----


Simak lebih jauh laporan soal elektabilitas Ahok ini dalam Harian Kompas edisi hari ini, Senin (25/4/2016), atau silakan berlangganan di http://kiosk.kompas.com dan baca versi epapernya dihttp://epaper.kompas.com.

 

Kompas TV Ahok Diperiksa KPK 12 Jam Lebih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com