Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga Bidaracina Anggap Ahok Tak Paham Hukum...

Kompas.com - 29/04/2016, 07:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun warga Bidaracina memenangkan gugatan terkait proyek sodetan Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan bahwa proyek itu akan tetap berlanjut.

Pernyataan Ahok itu mendapat kritik dari Astriyani, salah satu wakil warga Bidaracina.

Sebab, sebut Astriani, Pengadilan Tata Usaha Negara membatalkan surat keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta nomor 2779/2015 tentang Perubahan SK Gubernur DKI Jakarta nomor 81/2014 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Inlet (jalur masuk) Sodetan.

(Baca juga: Ahok: Gugatan oleh Warga Bidaracina Hambat Normalisasi Ciliwung)

PTUN juga, sebut dia, telah meminta SK tersebut dicabut. Karenanya, perempuan dengan sapaan Astri itu menilai Ahok tidak memahami hukum apabila tetap melanjutkan proyek tersebut.

"Kalau Pak Ahok bilang dia mau mengerjain inlet setelah putusan PTUN ya saya ketawa. Berarti dia enggak paham hukum," kata Astri, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Kamis (28/4/2016).

Astri meminta Ahok untuk menempuh upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung atas putusan tersebut.

Menurut dia, warga lebih menghargai kalau Pemprov DKI melakukan hal tersebut.

"Buat kami warga yang saya wakili akan lebih menghargai kalau Pemprov DKI bilang mereka akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Kenapa, karena itu artinya mereka taat hukum, mereka paham bagaimana sistem hukum bekerja," ujar Astri.

(Baca juga: Lulung Sebut Kekalahan Pemprov DKI di Bidaracina karena Fokus ke Reklamasi)

Ia juga mempersilakan Pemprov DKI Jakarta membawa bukti ke pengadilan yang menunjukkan bahwa proyek tersebut sudah dijalankan dengan baik. 

Namun, menurut dia, Pemprov DKI selama ini tidak mengerjakan proyek tersebut dengan baik. Ia menyebut Pemprov telah berlaku sewenang-wenang kepada warga.

Pemprov DKI, kata dia, terkesan tertutup soal rencana proyek ini dan mengenai dampaknya.

Padahal, warga justru berharap Pemprov terbuka, termasuk soal penggantian kepada warga yang terdampak proyek. 

"Pemprov harus memperhatikan dampak relokasi, dijelaskan dengan baik, kompensasi yang bisa diberikan, kegiatan yang bisa dilakukan warga untuk meminimalkan dampak, misalnya ekonomi, dampak sosial, karena cukup banyak warga kami yang mata pencahariannya itu di pasar, yang lokasinya dekat rumah sini," ujar Astri.

Harapan warga 

Astri menyatakan, para warga yang bermukim di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur itu tidak menolak proyek pembangunan inlet (jalur masuk) sodetan Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT).

Halaman:


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com