Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Didorong Tampil dalam Pilkada DKI Jakarta

Kompas.com - 03/05/2016, 22:07 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pilkada DKI Jakarta dinilai harus menjadi momentum politik bagi kaum perempuan untuk ikut tampil dalam kontestasi demokrasi lokal.

Momentum tersebut harus bisa dimanfaatkan untuk membuka jalan lebih lebar bagi peran signifikan perempuan dalam kehidupan politik.

Menurut Girindra Sandino dari Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, dorongan kepada kaum perempuan untuk berani maju di Pilkada DKI Jakarta bertujuan agar perempuan bisa meraih kesetaraan dalam segala bidang, termasuk politik.

"Sehingga bila kaum perempuan secara kuantitas dan kualitas menduduki jabatan eksekutif, diharapkan agenda-agenda strategis dalam perjuangan kesetaraan gender juga harus diperluas," ujar Girindra, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (3/5/2016).

Girindra menjelaskan, penyelenggaraan Pilkada 2015 lalu menunjukkan partisipasi kaum perempuan masih rendah.

Hanya sekitar  persen perempuan yang terdaftar dari total 1.614 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memenuhi syarat yang tersebar di 90 dari 262 daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak.

"Artinya, representasi perempuan dalam Pilkada Serentak 2015 masih jauh dari harapan untuk bisa menduduki jabatan eksekutif," ujar Girindra.

Tidak tertutup kemungkinan, lanjut dia, hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kebijakan yang pro terhadap kaum perempuan.

"Gerakan perempuan harus menangkap fakta dan realitas politik ini, sebagai sebuah agenda politik gerakan perempuan merebut kekuasaan," kata Girindra.

Ia mengatakan, terwujudnya perlindungan hukum atas hak-hak fundamental perempuan dalam berbagai perundang-undangan diharapkan dapat terus melahirkan produk legislasi serta regulasi yang sejalan dengan aspirasi progresif kaum perempuan.

Pada satu sisi, untuk mencegah dampak buruk krisis ekonomi terhadap perempuan dan pada sisi lain untuk mendorong peningkatan kebijakan publik yang secara langsung memfasilitasi peningkatan kualitas peranan perempuan.

Namun, dia berpendapat, partisipasi kaum perempuan dalam Pilkada DKI Jakarta mendatang pun masih sangat minim.

Oleh karena itu, perlu adanya gagasan Konvensi Partai Politik yang bertujuan memunculkan kader-kader perempuan untuk tampil.

Sementara, UU Pilkada yang akan direvisi disarankan memberi peluang kepada perempuan untuk bisa maju dalam kontestasi demokrasi.

"Saat ini, calon gubernur DKI yang berasal dari kaum perempuan masih sangat minim, yang akan mendeklarasikan diri misalnya, si “Wanita Emas” Hasnaeni Moein. Kemudian, Luluk Nur Hamidah yang dikenal sebagai aktivis perempuan," kata Girindra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Megapolitan
Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Megapolitan
Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Megapolitan
Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Megapolitan
Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Megapolitan
Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, 'We Are Sisters' Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, "We Are Sisters" Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Megapolitan
Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Megapolitan
Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Megapolitan
Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Megapolitan
Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Megapolitan
Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com