Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informasi yang Tak Jelas dan Sosialisasi yang Intimidatif Bikin Warga Dadap Kecewa

Kompas.com - 12/05/2016, 12:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Jauh sebelum bentrokan terjadi di Dadap, Tangerang, Banten, Selasa (10/5/2016) lalu, warga Kampung Baru Dadap sudah memendam kekecewaan terhadap Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

Kekecewaan warga dimulai sejak surat peringatan pertama (SP-1) diberikan pada 27 April 2016. Setelah SP-1 dikeluarkan, warga sudah membuat janji untuk menemui Zaki dalam rangka membicarakan rencana penertiban di Dadap.

Warga ingin memastikan apakah yang akan ditertibkan lahan bekas tempat prostitusi Dadap Ceng In atau permukiman warga Dadap secara keseluruhan.

Pada awalnya, Zaki menyebutkan, penertiban menyasar tempat prostitusi. Namun, saat pendataan, banyak rumah warga ikut ditandai sebagai obyek yang akan ditertibkan.

"Kita sudah bikin janji sama Bupati, ke kantor Bupati awal Mei kemarin. Pas sampai di sana, Bupatinya enggak ada, padahal sudah janjian. Kita ditemuinya sama Sekda," kata Ketua Remaja Peduli Dadap, Aldy, kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2016).

Perwakilan warga kecewa karena belum mendapatkan penjelasan langsung dari Zaki tentang wilayah mana yang akan ditertibkan. Hingga Selasa lalu, saat pemberian surat peringatan kedua (SP-2), warga yang belum menerima kepastian dari Pemerintah Kabupaten Tangerang akhirnya memilih untuk menolak dan mempertahankan tempat mereka.

Warga juga menyesalkan sikap jajaran Pemkab Tangerang saat mengundang mereka pada sosialisasi awal tanggal 14 Maret. Ketika itu, warga yang kebanyakan nelayan digeledah sebelum masuk ke ruang pertemuan.

Banyak polisi berseragam lengkap dengan senjata yang dinilai membuat warga ketakutan. "Jadi kita belum diskusi, belum dengar sosialisasinya seperti apa, sudah dibikin down duluan. Kita kan nelayan biasa, memangnya kita teroris apa," tutur Aldy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com