Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpatisan Partai Bergabung Menjadi Relawan "Teman Ahok"

Kompas.com - 17/05/2016, 10:25 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei dari lembaga survei Cyrus menyebut 25 persen pemilih PDI-P pada Pileg 2014 lalu telah memberikan data KTP-nya untuk mendukung Ahok.

Juru bicara "Teman Ahok", Singgih Widyastomo, mengatakan, pihaknya memang menerima siapa pun yang mendukung Ahok.

Singgih mengatakan, siapa pun berhak mendukung Ahok meski orang tersebut berasal dari simpatisan partai yang berseberangan dengan Ahok.

"Kami tidak bisa memungkiri, dalam pengumpulan KTP, ada saja yang memang mereka simpatisan partai. Mereka juga mengisi formulir Teman Ahok, dan kami juga tidak bisa melarang," ujar Singgih saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2016).

Singgih mengatakan, tak hanya mendukung Ahok lewat KTP, banyak pula yang mengaku sebagai simpatisan partai yang bergabung menjadi relawan Teman Ahok.

Singgih menyebut alasan mereka bergabung, salah satunya karena partai yang sebelumnya mereka pilih belum mengusung calon yang menurut mereka layak untuk dipilih.

"Kami tidak tahu alasan sebenarnya karena kami tidak pernah ngorek banyak, bahkan mereka yang bilang duluan, 'Mas saya juga simpatisan partai A nih karena saya yakin Ahok bisa beresin Jakarta'," ujar Singgih.

Cyrus Network melakukan survei pada April 2016 untuk menguji pengenalan warga DKI Jakarta terhadap relawan Teman Ahok. Dari 1.000 responden, 60,6 persen mengaku sudah mengenal Teman Ahok.

Dari hasil survei tersebut, 25 persen pemilih PDI-P pada Pileg 2014 mendukung Ahok melalui pengumpulan data KTP.

Kompas TV Teman Ahok : Dukungan Masyarakat terhadap Ahok tidak akan Berubah - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com