Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar Diokupasi dan Belum Layak

Kompas.com - 22/05/2016, 21:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Okupasi trotoar untuk parkir, pedagang kaki lima, dan fungsi lain masih marak terjadi di Jakarta. Selain kondisi fisiknya belum layak, antara lain rusak, sempit, dan penuh rintangan, jumlahnya dinilai masih jauh dari ideal.

Presidium Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Safrudin, Jumat (20/5), menyatakan, ruas jalan yang memiliki fasilitas trotoar di Jakarta baru sekitar 400 kilometer, atau hanya 6,2 persen dari total panjang jalan di Ibu Kota sekitar 6.400 km. Dari jumlah yang masih kecil itu, 80 persen di antaranya diokupasi untuk pedagang, parkir, pos, dan berbagai benda, seperti pot bunga, tiang listrik, dan telepon.

Trotoar di Jalan KH Agus Salim (Jalan Sabang) di Jakarta Pusat, misalnya, banyak dipakai untuk parkir kendaraan. Sementara di Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat, pejalan kaki harus berebut tempat dengan pengojek, sopir angkutan, dan pedagang kaki lima yang memarkir kendaraan dan menggelar dagangan di trotoar.

"Idealnya semua jalan memiliki fasilitas trotoar, tetapi setidaknya 67-70 persen dari total panjang jalan raya punya sehingga nyaman untuk jalan kaki. Jumlah pejalan kaki di Jakarta sebenarnya tak sedikit, tetapi fasilitas untuk mereka tak kunjung layak," kata Safrudin.

Ia mengutip hasil survei mobilitas warga Jakarta oleh PT Pembangunan Jaya tahun 2005, yang menyebutkan sekitar 35 persen dari total 21 juta perjalanan harian di Jakarta dilakukan dengan jalan kaki.

Menurut Safrudin, kenaikan jumlah pengguna kereta rel listrik (KRL) dari wilayah Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang Selatan, dan Tangerang ke Jakarta turut menambah pejalan kaki. Fenomena itu antara lain terlihat di sekitar Stasiun Tebet, Sudirman, Juanda, dan Gondangdia.

Anggaran terbatas

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yuzmada Faisal membenarkan, trotoar Jakarta belum tertangani dengan baik. Selain soal okupasi untuk parkir, PKL, dan utilitas, seperti tiang telepon dan listrik, perbaikan terus berkejaran dengan kerusakan karena faktor usia.

"Anggaran yang tersedia hanya cukup untuk sekitar 50 km panjang trotoar per tahun. Artinya, jika total panjangnya 2.500 km, butuh waktu 50 tahun untuk menyelesaikan perbaikan. Saya kira butuh terobosan untuk mengatasi hal itu," ujarnya.

Yuzmada mengusulkan perbaikan dan pembangunan trotoar dengan dana partisipasi. Dana itu bisa diperoleh antara lain dari kewajiban pengembang atau pengelola gedung ketika memperpanjang sertifikat layak fungsi (SLF) gedung yang harus diperpanjang secara periodik.

"Banyak negara maju menerapkan metode itu. Trotoar di depan gedung di kawasan komersial jadi tanggung jawab pengelola gedung. Dengan demikian, warga kota turut menjaga karena merasa memiliki," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku setuju dengan ide tersebut. Seperti kewajiban yang dikenakan kepada pengelola gedung yang meminta tambahan koefisien luas bangunan, hal serupa bisa diterapkan kepada pengelola gedung yang memohon izin perpanjangan atau penerbitan SLF. (MKN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Mei 2016, di halaman 27 dengan judul "Trotoar Diokupasi dan Belum Layak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com