JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pemandangan berbeda saat melihat jalur pedestrian di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat. Fasilitas umum itu kini lebih rapi dan layak digunakan.
Pejalan kaki bisa menikmati berjalan di atas trotoar dengan nyaman. Trotoar didesain dengan perpaduan ruang hijau di sisi kiri dan jalan di sisi kanan.
Ruang hijau itu ditumbuhi oleh beberapa pohon besar yang berjarak sekitar tiga meter antarpohon. Bukan hanya pohon, tumbuhan lainnya beserta rumput juga ditanam di ruang terbuka itu dan semakin menambah kesan nyaman jalur pedestrian.
Lebar ruang hijau itu sekitar 2,5 meter. Di sisi lain, trotoar untuk pejalan kaki juga lebih laik. Trotoar dengan lebar dua meter itu dipasang dengan batu berwarna berbeda, yakni merah, kuning, abu-abu tua, dan abu-abu muda.
Batu-batu itu disusun menyerupai lingkaran dengan lingkaran terluar berwarna hitam dan lingkaran dalam berwarna merah. Sedangkan batu berwarna kuning dipasang di tengah membelah lingkaran.
Kesan nyaman semakin muncul lantaran ada bangku di sepanjang trotoar. Bangku-bangku itu juga menarik pengendara, terutama sepeda motor untuk duduk dan beristirahat sejenak di tengah perjalanan.
Bayu Ch (24), pejalan kaki di jalur pedestrian Gunung Sahari, menilai ada perubahan besar antara kondisi jalur pedestrian saat ini dan lalu. Jalur pedestrian saat ini jauh lebih manusiawi dan nyaman.
"Kalau dulu itu hancur semua batu-batunya. Jadi enggak bisa buat jalan," kata Bayu saat ditemui Kompas.com di jalur pedestrian Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2016).
Belum lagi soal halte yang kondisinya memprihatinkan. Halte di sekitar lokasi ini terbengkalai dan tak bisa terpakai.
Namun, kini halte-halte itu sudah direnovasi dan laik digunakan, misalnya halte yang terdapat di samping jembatan penyeberangan orang.
Namun sayangnya, kesan nyaman di jalur pedestrian itu tergerus lantaran ada pengendara sepeda motor yang melintas di atasnya. Pengendara sepeda motor melintas dari sisi utara ke sisi selatan trotoar.
"Kalau kita duduk terus ada sepeda motor melintas itu kan ngeri banget. Jadi tolong ditertibkan," kata Bayu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.